Polisi Larang Aktivitas hingga Media Sosial Zakir Naik di Seluruh Malaysia

Ceramah ulama asal India, Zakir Naik menuai kontroversi di Malaysia. Ia diduga telah menyulut isu rasisme di Negeri Jiran.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 21 Agu 2019, 12:48 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2019, 12:48 WIB
Zakir Naik Bertemu dengan Ketua MPR
Ulama asal India, Zakir Naik saat ingin bertemu Ketua MPR, Zulkifli Hasan di Gedung Nusantara III, Jakarta, Jumat (31/3). Zakir Naik mengaku terkesan bisa hadir di Indonesia dengan negara berpenduduk mayoritas Muslim. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ceramah ulama asal India, Zakir Naik menuai kontroversi di Malaysia. Ia diduga telah menyulut isu rasisme di negeri Jiran.

Kepolisian Malaysia pun melarang total program-program yang terkait dengan Zakir Naik di seluruh negeri bekas jajahan Inggris itu.

Kepala Komunikasi Korporat Kepolisian Negara Malaysia, Datuk Asmawati Ahmad mengatakan, perintah larangan terhadap kegiatan Zakir Naik itu telah dikeluarkan pada 20 Agustus. Larangan itu dibuat dengan alasan agar tidak menciptakan suasana tegang di masyarakat Malaysia yang multiras.

"Semua kepala polisi negara bagian telah diinstruksikan untuk memberi nasihat kepada mereka yang mungkin mengatur program-program yang melibatkan Zakir Naik untuk berhenti mengadakan acara semacam itu," katanya seperti dilansir kantor berita Malaysia, Bernama, Rabu (21/8/2019).

"Semua kegiatan yang melibatkan Zakir Naik dilarang. Arahan ini mulai berlaku pada 15 Agustus," imbuh Ahmad.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Larangan di Media Sosial

Zakir Naik Bertemu dengan Ketua MPR
Ulama asal India, Zakir Naik saat berbincang dengan Ketua MPR, Zulkifli Hasan di Gedung Nusantara III, Jakarta, Jumat (31/3). Zakir Naik mengaku terkesan bisa hadir di Indonesia dengan negara berpenduduk mayoritas Muslim. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain dilarang melakukan kegiatan apapun di Malaysia, Zakir Naik juga tidak diizinkan melakukan pembicaraan di semua media termasuk media sosial. Inspektur Jenderal Polisi Datuk Seri Abdul Hamid Bador, mengatakan larangan itu berlaku di seluruh Malaysia sampai penyelidikan yang melibatkannya selesai.

"Arahan telah dikeluarkan oleh polisi di mana Zakir Naik dilarang berbicara lebih lanjut setelah episode di Kelantan baru-baru ini, yang bertujuan memberi kami waktu untuk menyelesaikan investigasi terkait dengan laporan yang diajukan pada episode itu," ungkap Bador.

"Dengan arahan ini, semua kepala polisi negara bagian bertanggung jawab untuk menyarankan setiap pihak yang memiliki rencana untuk mengundang Zakir untuk memberikan kuliah umum agar tidak melakukannya."

Ia mengatakan, ceramah Zakir di Kelantan telah menyebabkan kegelisahan dan kebingungan di antara banyak pihak dan polisi meminta waktu untuk menyelidiki masalah ini. "Kami akan mendapatkan fakta tentang apa yang sebenarnya terjadi," katanya.

Menurutnya, instruksi yang dikeluarkan dimaksudkan untuk menenangkan situasi dan bersifat sementara. "Itu tampak adil, itu hanya sementara dan jika situasinya tidak berubah, instruksi akan tetap ada."

"Jelas bahwa kami tidak ingin forum pembicaraan keagamaan ini dikaitkan dengan masalah politik. Tidaklah pantas bagi perundingan agama untuk memasukkan isu-isu politik baik di dalam negeri maupun di luar negeri," ucap Bador.

Dengan dikeluarkannya perintah itu, polisi berharap tidak akan ada keberatan sampai keputusan akhir dicapai.

"Berkenaan dengan kasus ini, saya tidak ingin menunjukkan jari karena tindakan diambil oleh kedua belah pihak ... oleh Zakir dan juga oleh mereka yang tidak puas dengan isi ceramahnya," katanya.

 

Pernyataan Kontroversial

Zakir Naik yang terancam hengkang dari Malaysia (Bernama)
Zakir Naik yang terancam hengkang dari Malaysia (Bernama)

Zakir Naik saat ini telah menghadapi penyelidikan polisi terkait dugaan penghinaan yang disengaja dengan maksud untuk memprovokasi perdamaian. Dalam kasus ini, polisi Malaysia menerima 115 laporan terhadap Zakir Naik.

Dia telah dipanggil dua kali ke Bukit Aman untuk menjalani pemeriksaan. Pada panggilan pertama, ia diperiksa selama lima jam pada Jumat 16 Agustus dan dalam panggilan kedua diperiksa selama 10 jam pada Selasa 20 Agustus.

Pengkhotbah dari India yang menetap di Malaysia ini dituduh membuat pernyataan kontroversial terhadap orang-orang Hindu dan Tionghoa Malaysia dalam sebuah pembicaraan di Kota Bharu pada 3 Agustus. Pernyataannya itu berujung pada seruan agar dia dideportasi ke India.

Zakir telah dicari otoritas India sejak 2016 karena tuduhan pencucian uang dan menghasut ekstremisme melalui pidato bernuansa kebencian.

Minta Maaf

Sosok ulama kontroversial Zakir Naik (AFP/Saw Siow Feng)
Sosok ulama kontroversial Zakir Naik (AFP/Saw Siow Feng)

Zakir naik telah meminta maaf kepada rakyat Malaysia. Ia menyatakan dirinya tidaklah rasis.

Ia menyebut para pengkritik telah memelintir kalimatnya, menambah "pemalsuan aneh ke dalamnya" seperti dikutip dari media Malaysia The Star, Selasa (20/8/2019). 

"Meskipun saya telah mengklarifikasi diri saya sendiri, saya merasa saya berutang permintaan maaf kepada semua orang yang merasa sakit hati karena kesalahpahaman ini," kata Zakir Naik.

"Saya tidak ingin ada di antara Anda yang menyimpan perasaan yang tidak enak pada saya."

Dalam kesempatan itu, Naik menyebut rasisme bertentangan dengan prinsip dasar Islam. Sementara ia mengklaim dirinya memiliki misi "untuk menyebarkan perdamaian di seluruh dunia" namun harus menghadapi para "pencela yang mencoba mencegahnya menjalankan misi."

"Seperti yang pasti Anda perhatikan selama beberapa hari terakhir, saya dituduh menyebabkan perselisihan rasial di negara ini dan para pencela saya menggunakan kalimat selektif yang diambil di luar konteks dan menambahkan pemalsuan aneh ke dalamnya," kata sang penceramah yang kondang di platform YouTube itu.

"Itu juga membuat saya khawatir karena orang-orang yang terluka belum mendengar pidato saya tetapi mendasarkan kesan mereka pada kutipan di luar konteks saya," lanjutnya.

Zakir Naik mengimbau warga Malaysia, khususnya non-Muslim, untuk mendengarkan pidatonya secara keseluruhan.

"Ceramah saya ada di YouTube, Peace TV, dan aplikasi seluler Peace TV," katanya merujuk pada program yang ia dirikan dan ia kepalai sendiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya