Liputan6.com, Jakarta - Sebuah dokumen di situs web resmi badan intelijen Amerika Serikat (CIA) menyebut soal klaim yang menyatakan bahwa Adolf Hitler sesungguhnya tidak tewas di Berlin pada 1945.
Menurut klaim tersebut, pemimpin Nazi itu justru melarikan diri dari Jerman ke Amerika Selatan.
Baca Juga
Kala itu, CIA tak menganggap klaim tersebut secara serius, hingga kantor cabang agensi di Caracas, Venezuela -- yang wilayah operasinya mencakup Kolombia -- menunjukkan sejumlah bukti penguat.
Advertisement
Dokumen deklasifikasi itu menyebut, Phillip Citroen, yang merupakan mantan perwira paramiliter Partai Nazi, Schutztafel (SS), membocorkan keberadaan seorang pria yang diduga sebagai Adolf Hitler.
Terduga Adolf Hitler itu bernama Adolf Schrittelmayor yang tinggal di Kota Tunja, 136 km di utara Bogota, Ibu Kota Kolombia sekitar tahun 1955. Kala itu, Kota Tunja merupakan kawasan yang dihuni oleh sejumlah Nazi yang melarikan diri dari Jerman dan Eropa.
Demi memperkuat klaim-nya, Citroen menyajikan sejumlah foto yang menjadi bukti pendukung keberadaan Schrittelmayor. Foto itu ia serahkan ke kantor cabang CIA di Caracas yang kemudian meneruskannya ke kantor pusat agensi di AS.
Saat CIA hendak bertindak pada 1955, Adolf 'Hitler' Schrittelmayor diduga telah melarikan diri dari Tunja ke Argentina. Akan tetapi, karena sejak semula agensi merasa skeptis tentang informasi tersebut, ditambah bahwa pihaknya telah mengantungi 'bukti kuat' tentang kematian Hitler, mereka tak lagi mengejar Schrittelmayor ke Negeri Tango.
Kantor pusat CIA menyampaikan kepada agensi di Caracas bahwa, "Usaha untuk menangani masalah itu mungkin tak akan konkret. Oleh karena itu kami menyarankan agar hal ini tak lagi dilanjutkan."
Simak video pilihan berikut:
Apa Isi Dokumen Tersebut?
"CIMELODY-3 (sebuah nama kode seorang informan CIA) dihubungi pada tanggal 29 September 1955 oleh seorang teman tepercaya yang melayani di bawah komandonya di Eropa dan yang saat ini tinggal di Maracaibo," pelaksana tugas kepala CIA di Caracas, Venezuela mengirim kutipan dalam dokumen itu ke atasannya di Virginia, AS, pada tanggal 3 Oktober 1955, seperti dikutip dari the National Interest.
"Teman CIMELODY-3 menyatakan bahwa pada akhir September 1955, Phillip CITROEN, mantan tentara SS Jerman, menyatakan kepadanya secara rahasia bahwa Adolph HITLER masih hidup."
Dokumen itu melanjutkan, "komentar CITROEN sejauh sepuluh tahun telah berlalu sejak akhir Perang Dunia II, Sekutu tidak bisa lagi menuntut HITLER sebagai penjahat perang."
Terlebih lagi, ada foto yang diklaim. "Pada tanggal 28 September 1955, teman CIMELODY-3 secara diam-diam memperoleh foto yang dimaksud CIMELODY-3. Pada tanggal 29 September 1955, foto itu diperlihatkan kepada CIMELODY-3 dengan tujuan mendapatkan reaksinya terhadap kebenaran yang mungkin dari kisah fantastis ini."
Dalam memo yang tidak diklasifikasikan, foto itu dilampirkan, memperlihatkan "Adolf Schrittelmayor" di Tunga, Kolombia pada tahun 1954, duduk di sebelah seorang teman.
"Orang di sebelah kiri diduga CITROEN dan orang di sebelah kanan tidak diragukan lagi orang yang diklaim CITROEN adalah HITLER. Sisi belakang foto berisi data berikut: 'Adolf Schrittelmayor, Tunga, Kolombia, 1954'."
Â
Advertisement
Konspirasi atau...
Sejak dilaporkan melakukan bunuh diri pada, 30 April 1945, di bunkernya di Berlin, untuk menghindari penangkapan oleh Tentara Merah Uni Soviet, teori konspirasi tentang 'Hitler memalsukan kematiannya' berkembang selama bertahun-tahun.
Teori-teori itu umumnya berpusat pada laporan yang sulit terkonfirmasi mengenai kehadiran sosok diduga Hitler di Argentina --bukan Kolombia sebagaimana dalam laporan dokumen CIA tersebut.
Ia juga dianggap menyamar, tidak mempertahankan nama depan serta kumis khasnya.
Intelijen AS sempat mengeluarkan foto pada 1944, yang mengilustrasikan penampakan Hitler, seumpama ia berhasil melarikan diri.
Soviet dan kemudian Federasi Rusia mengklaim selama bertahun-tahun memiliki beberapa jenazah Hitler, meskipun jenazah dia dan Eva Braun, kekasih kemudian istri, segera dikremasi. Namun, Moskow mengklaim mereka menemukan sisa-sisa sebagian.
Tetapi, pada 2009, ketika seorang ilmuwan Amerika diizinkan untuk memeriksa tengkorak selama satu jam mengklaim tengkorak itu pasti perempuan, bukan laki-laki, dan dari orang berusia 20 hingga 40 tahun, bukan 56 tahun, usia Hitler saat bunuh diri. FSB Rusia dengan keras menolak klaim itu, yang dibuat oleh Nick Bellantoni dari University of Connecticut.
Namun, baik mantan pejabat Soviet maupun Rusia tidak mengklaim bahwa tengkorak itu adalah bukti utama, sebaliknya mengutip fragmen tulang rahang dan dua jembatan gigi yang ditemukan pada Mei 1945.
Bukti tersebut ditunjukkan kepada dokter gigi Hitler, Hugo Blaschke, asistennya Käthe Heusermann, dan dibandingkan dengan cetak gigi lama Hitler. Teknisi Fritz Echtmann mengonfirmasi bahwa sisa-sisa gigi adalah milik Hitler dan Braun.
Pada tahun 2017, Philippe Charlier, ahli patologi forensik Prancis, mengonfirmasi bahwa gigi pada salah satu fragmen tulang rahang berada dalam "garis sempurna" dengan sinar-X yang diambil dari Hitler pada tahun 1944.
Penyelidikan gigi oleh tim Prancis, yang hasilnya dilaporkan dalam European Journal of Internal Medicine pada Mei 2018, menemukan bahwa sisa-sisa gigi adalah gigi Hitler. Menurut Charlier, "Tidak ada keraguan. Studi kami membuktikan bahwa Hitler meninggal pada 1945 [di Berlin]," demikian seperti dikutip dari the Washington Post.