Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan telah memerintahkan para pejabatnya untuk menjatuhkan sanksi ekonomi baru kepada Iran.
Seruan datang setelah AS menuduh Iran sebagai dalang serangan terbaru pada dua fasilitas minyak Arab Saudi pada 14 September 2019 lalu. Di sisi lain, kelompok gerilyawan Houthi Yaman yang berperang dengan koalisi Saudi-UEA bekingan AS mengklaim bertanggungjawab pada serangan.
Namun, pejabat komunitas intelijen AS mengklaim mengantungi bukti bahwa serangan berasal dari Iran.
Advertisement
Dalam tweet pada Rabu 18 September, Trump mengatakan, "Saya baru saja menginstruksikan Menteri Keuangan untuk secara substansial meningkatkan sanksi terhadap negara Iran!" demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (19/9/2019).
Merespons, Iran membantah terlibat pada serangan 14 September dan menyebut bahwa ancaman sanksi merupakan cara AS untuk memberikan tekanan maksimum kepada Negeri Persia.
"Mereka ingin memaksakan ... tekanan maksimum pada Iran melalui fitnah," kata Presiden Iran Hassan Rouhani .
"Kami tidak ingin konflik di wilayah ... Siapa yang memulai konflik?" tambahnya, menyalahkan Washington dan sekutu Teluk untuk perang di Yaman.
Simak video pilihan berikut:
Menlu AS: Itu Provokasi Perang
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi di Jeddah pada Rabu 18 September 2019.
Pertemuan digambarkan sebagai upaya untuk membahas penyerangan drone dan rudal terhadap dua fasilitas minyak negara Saudi, Aramco pada 14 September 2019, demikian seperti dikutip dari France24, Kamis (19/9/2019).
Ketika mengunjungi Jeddah, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan serangan itu akan menjadi fokus utama pertemuan Majelis Umum PBB minggu depan dan menyarankan Arab Saudi untuk melakukan hal serupa.
"Itu adalah tindakan perang terhadap mereka secara langsung, dan saya yakin mereka akan melakukan itu," kata Pompeo seperti dikutip dari France24, Kamis (19/9/2019).
Mengulangi kembali tudingannya, Pompeo mengatakan bahwa "Kami (ia dan MBS) sepakat bahwa rezim Iran harus bertanggung jawab atas perilaku yang terus agresif, ceroboh, dan mengancam," seperti dikutip dari pernyataan resmi Kemlu AS.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada 17 September bahwa serangan itu berasal dari barat daya Iran atau utara Saudi. Tiga pejabat mengatakan, serangan melibatkan rudal jelajah dan drone --sebuah persenjataan dengan teknologi yang jauh lebih canggih ketimbang yang biasa dipakai oleh gerilyawan Houthi Yaman pada serangan-serangan serupa sebelumnya.
Advertisement