Liputan6.com, Irlandia Utara - 38Â tahanan telah melarikan diri dari penjara yang memiliki keamanan tinggi di Irlandia Utara.
Satu petugas penjara telah terbunuh dan seorang lainnya terluka parah selama pelarian masal tahanan Republican --organisasi republik pembangkang yang mendukung tahanan republik-- dari penjara Maze dekat Lisburn.
Baca Juga
10 tahanan --yang semuanya berasal dari Blok H-7-- ditangkap kembali dalam beberapa jam pertama, tetapi sisanya masih dalam pelarian, seperti yang dikutip dari BBC untuk Today in History.
Advertisement
Pasukan keamanan melakukan operasi pencarian terbesar di Irlandia Utara dalam beberapa menit setelah pelarian tersebut.
Para tahanan menggunakan senjata dan pisau selundupan untuk mengalahkan staf sebelum membajak truk makanan yang mereka gunakan untuk pergi ke gerbang utama.
Mati Ditikam
Seorang petugas gagal mencoba untuk memblokir pintu masuk ke penjara County Antrim dengan mobilnya sendiri.
Namun, Republican bersenjata merespons dengan kekerasan dan selama pelarian satu petugas penjara ditikam sampai mati, ada juga yang ditembak di kepala dan dilarikan ke rumah sakit.
Beberapa pria yang melarikan diri membajak mobil pribadi ketika mereka berada di luar penjara. Tentara dan polisi menyegel daerah itu dan mendirikan pos pemeriksaan di semua jalan dalam jarak lima mil dari penjara.
Laporan mengatakan empat ditemukan di sungai dekat penjara, di bawah air dan bernapas melalui alang-alang.
Pelarian ini adalah kasus terbesar dalam sejarah Irlandia Utara dan juga di "blok-H" sejak 1974 ketika 30 Republican menyimpang dari kompleks.
Advertisement
Penutupan Penjara
Pelarian ini didalangi Dermot Finucane. 19 tahanan ditangkap kembali dalam beberapa hari setelah pelarian, tetapi sisanya berhasil lolos.
Pada 1992, lima orang lainnya telah ditangkap dan tiga orang tewas dalam penyergapan.
Beberapa dari mereka yang terlibat dalam pelarian itu tidak pernah ditangkap kembali dan yang lain diberikan amnesti sebagai bagian dari proses perdamaian Irlandia Utara.
Penutupan penjara Maze ditulis ke dalam Perjanjian Jumat Agung dan tahanan terakhir dipindahkan pada September 2000.
Â
Reporter: Aqilah Ananda Purwanti