Ilmuwan Temukan Kandungan Mikroplastik dalam Kantong Teh Celup

Kemasan teh celup bisa 'mencemari' minuman teh Anda dengan mikroplastik. Ini kata ilmuwan.

oleh Afra Augesti diperbarui 27 Sep 2019, 18:35 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2019, 18:35 WIB
teh celup
teh celup/copyright: unsplash/natan dumlao

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi baru menemukan bahwa satu kantong teh celup yang ditempatkan di air panas pada suhu 95 derajat Celcius, mampu melepaskan sekitar 11,6 miliar mikroplastik dan 3,1 miliar nanoplastik ke dalam air ini.

Saat ini, penggemar teh celup diperkirakan mengonsumsi lebih dari 74.000 partikel mikroplastik dalam setahun. Menurut penelitian tersebut, ada hampir 200.000 kali dari jumlah itu dalam satu cangkir teh celup.

Selama bertahun-tahun, kantong teh celup sebagian besar dibuat dari bahan dasar kertas, tetapi belakangan ini beberapa perusahaan telah menggantinya dengan serat plastik.

Ini bukan hanya masalah bagi lingkungan. Menurut para peneliti di McGill University di Kanada, suhu di atas 40 derajat Celcius dapat sangat merusak komponen pemroduksi kantong teh celup, sekalipun materialnya adalah food-grade (tidak memindahkan zat-zat berbahaya ke makanan yang akan kita makan).

Tim mengambil sejumlah teh celup dari empat merek teh ternama di dunia. Mereka lalu mengosongkan teh (tersisa hanya kantongnya saja), dan membilasnya dengan saksama. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar apa pun objek yang ditemukan di air, tidak ada di dalam teh itu sendiri.

Mereka juga menggunakan beberapa kantong teh yang belum dikosongkan atau dibilas sebagai pembanding, agar bisa menentukan bahwa memotong teh celup untuk mengosongkan teh tidak mempengaruhi jumlah partikel yang dilepaskan.

Untuk setiap merek yang mereka uji, tiga kantong teh kosong ditempatkan dalam satu botol gelas bersih, dan direndam dalam 10 mililiter air dengan suhu 95 derajat Celcius selama 5 menit. Kemudian, kantong teh dipindahkan, dan air dituang ke dalam wadah kaca bersih lainnya.

Gambar mikroskop elektron pemindaian diambil dari kantong teh sebelum dan setelah diseduh, dan komposisi kimianya dianalisis menggunakan Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR).

Air, di mana teh celup telah direndam, tetap ditempatkan di wadah silikon dan kemudian dikeringkan, dan Nanoparticle Tracking Analysis digunakan untuk menghitung partikel. FTIR juga dipakai untuk menentukan komposisi kimianya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Partikel Nano dan Mikro

kantung teh
Ilustrasi kantung teh (iStockphoto)

Peneliti menemukan bahwa kantong teh menunjukkan keretakan dan degradasi yang signifikan setelah seduhan. Selain itu, ada banyak mikro dan nano partikel di dalam air, sebagian besar antara 1 dan 150 mikrometer untuk partikel mikro, dan 100 dan 1.000 nanometer untuk partikel nano.

Komposisi kimiawi dari partikel-partikel ini cocok dengan kantong teh --hitungan partikel menyebabkan perkiraan jumlah partikel yang akan ditelan oleh seorang peminum teh dalam satu cangkir-- berukuran 2,3 juta mikron, dan 14,7 miliar partikel submikron.

Kendati demikian, para ahli belum mengetahui adanya efek buruk pada manusia. Mereka lalu menempatkan kutu air (Daphnia magna) dalam 50%, 5%, dan 0,5% pengenceran air teh celup untuk mengujinya.

"Sejumlah partikel asing berukuran mikro diamati di dalam tubuh D. magna yang ditempatkan dalam 5 dan 50 persen pengenceran air teh celup. Bentuk dan ukuran partikel itu serupa dengan yang diamati pada lindi (kompos cair) mentah," tulis para peneliti di makalah mereka.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah meminum teh celup akan memberikan efek buruk pada manusia. Jika Anda ingin mencegah dampak negatifnya, cara terbaik yaitu memilih teh gopek.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Environmental Science & Technology.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya