Diaspora Indonesia Mempromosikan Seni, Budaya dan Pariwisata Indonesia di Angola

Stan Indonesia di Angola mengetengahkan berbagai atraksi menarik antara lain: alat musik angklung dan tifa yang dapat dimainkan oleh pengunjung.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 01 Okt 2019, 11:06 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2019, 11:06 WIB
(sumber: KBRI Windhoek)
(sumber: KBRI Windhoek)

Liputan6.com, Luanda - Meskipun hanya melibatkan 2 keluarga, tidak menyurutkan semangat diaspora Indonesia di Angola untuk turut membantu misi KBRI Windhoek dalam mempromosikan Seni, Budaya dan Pariwisata Indonesia pada kegiatan "International Day" yang diselenggarakan oleh Luanda International School (LIS) pada 28 September 2019.

Dalam acara tahunan tersebut yang tidak hanya dihadiri oleh keluarga dan siswa LIS Angola namun juga masyarakat umum, stan Indonesia mengetengahkan berbagai atraksi menarik antara lain: alat musik angklung dan tifa yang dapat dimainkan oleh pengunjung.

Stan Indonesia juga menyuguhkan aneka kuliner khas Indonesia seperti dadar gulung pandan isi kelapa gula merah, es timun, dan bubur ketan hitam, yang ternyata sangat diminati oleh pengunjung dari manca Negara.

Ibu Bungky Ardian, WNI yang tinggal di Luanda selama beberapa tahun terakhir dan menjadi koordinator stan Indonesia pada LIS International Day mengatakan, "Kami sangat berterima kasih kepada KBRI Windhoek yang telah membantu menyediakan berbagai alat promosi seperti brosur, bendera, buku-buku tentang Indonesia dan souvenir Wonderful Indonesia yang telah membuat stan Indonesia tidak pernah sepi dari pengunjung."

KBRI Windhoek sangat menghargai peran diaspora Indonesia atas kontribusinya dalam mempromosikan seni, budaya dan pariwisata Indonesia di negara akreditasi (Namibia dan Angola), serta berharap upaya kerja sama serupa dapat terus ditingkatkan di masa mendatang.

Simak video pilihan berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya