Liputan6.com, Los Angeles - Kebakaran Los Angeles (LA) ternyata tak hanya dialami jutaan warga California, tapi juga berdampak terhadap sejumlah diaspora Indonesia.
Menurut informasi dari KJRI LA beberapa waktu lalu, dilaporkan bahwa rumah dan usaha dari sejumlah diaspora Indonesia hangus terbakar.
Advertisement
Baca Juga
"Yang rusak rumah, kebetulan kan atap terbang karena angin, jadi sebagian dari atap saya terbalik. Melihat kondisi api juga semakin dekat, dan ada juga SMS sudah suruh evakuasi, jadi jam 5 pagi saya evakuasi. Saya meninggalkan rumah ke rumah teman, bukan ke shelter," tutur Rosdiana Susanto, salah satu diaspora korban kebakaran di LA.
Advertisement
Laporan VOA Indonesia yang dikutip Jumat (17/1/2025) menyebut bahwa beberapa komunitas Indonesia di Los Angeles bergotong-royong menggalang dana, bahkan menyediakan tempat tinggal sementara bagi diaspora Indonesia yang masih berada dalam kegelisahan karena cuaca, dan angin kencang yang memperparah kebakaran yang sudah berlangsung lebih dari sepekan.
Salah satu yang menawarkan tempat tinggal sementara adalah Masjid At Thohir.
"Ada yang mengontak kami untuk tinggal di masjid kita untuk sementara, cuma beliau adalah mahasiswa UCLA. Daerah itu belum terpengaruh, cuma memang kondisi udaranya tidak bagus," ujar Presiden IMFO Masjid At Thohir di LA, Adji Sudarmadji.
LSM yang memberdayakan perempuan, Indonesian Women Alliance (IWA) juga menyediakan bantuan berupa kebutuhan dasar hingga dana, tak hanya bagi diaspora Indonesia tapi juga warga lain.
"Barang-barangnya itu seperti air botol, minuman berenergi, camilan berprotein, baju-baju, handuk, selimut, kaos kaki, barang-barang esensial. (Dana donasi sudah) lebih dari target kami sebenarnya berkisaran ribuan dolar, dan masih banyak lagi yang berdatangan," kata Presiden Indonesian Women Alliance, Melany Linturan.
Bantuan untuk 6 Diaspora Indonesia yang Kehilangan Rumah
Sementara itu, Paguyuban Jawa Plus yang beranggotakan sekitar 700 orang di LA rutin membantu tunawisma di AS dan yatim piatu di Indonesia memberikan bantuan berupa dana kepada enam diaspora Indonesia yang kehilangan rumah akibat kebakaran.
"Sampai kemarin (16/1) kita ada lebih dari $5.000 (Rp82 juta), masih berlangsung, jadi masih ada tambahan lagi. Sumber (dananya) dari anggota Paguyuban Jawa, dan juga dari beberapa teman lain yang mau membantu," kata Ketua Paguyuban Jawa Plus, David Mulyatno.
"Enam korban semua kehilangan rumah, tapi tidak semua mereka mau menerima. Mereka ada bilang, 'tolong dikasih ke teman yang lain yang lebih membutuhkan'. Jadi kita hubungi teman-teman yang membutuhkan langsung kita sampaikan," papar Davin Mulyatno.
Advertisement
Kualitas Udara Turun di Area Kebakaran Los Angeles
Debu, cuaca kering dan angin kencang, menurunkan kualitas udara di area kebakaran. Alat pembersih udara pun sulit ditemukan.
"Terkait dengan kualitas udara, itu memang jadi kekhawatiran juga, sehingga memang di sini, saya dapat informasi di toko online itu di Amazon, untuk pesan Air Purifier (pembersih udara), habis. Semprotan pemadam kebakaran itu kan ada zat kimia yang mungkin akan berbahaya, jadi kalau di rumah, kita masih pakai masker, sih," jelas Rosdiana.
Rosdiana juga mengatakan bahwa kebakaran kali ini jadi salah satu yang terbesar selama 10 tahun ia tinggal di LA.
"Dan banyak juga yang mungkin merasa nggak mungkin sampai ke rumah mereka, jadi nggak nyangka aja memang besar sekali sih, sedih lihatnya," jelas Rosdiana.
Kebakaran ini menewaskan 24 orang, dan jutaan orang berisiko alami kualitas udara yang tak sehat.
Sejauh ini, kerugian dari kebakaran di LA diperkirakan capai $250 miliar atau Rp 4 kuadriliun, menurut AccuWeather.