Liputan6.com, Thailand - Para pemberontak menewaskan setidaknya 15 orang di Thailand Selatan pada Rabu (6/11/2019). Korban tewas tersebut merupakan petugas sukarelawan pertahanan desa.
Tak hanya itu, akibat penyerangan tersebut juga sedikitnya empat orang terluka di daerah Thailand yang mayoritas Muslim tersebut, seperti dilansir dw.com.
Terlepas dari itu, dikutip dari bloomberg.com, Thailand mulai melakukan penyelidikan atas penyerangan yang terjadi.
Advertisement
Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-Ocha juga turut memberi komentar atas hal tersebut.
"Kami telah menerima informasi tentang insiden itu dan telah mulai menyelidiki," kata PM Thailand.
Pernyataan Pejabat
Sementara itu, polisi Thailand menyebut penyerang menembak pos-pos pemeriksaan keamanan di Thailand, seperti dilansir aljazeera.com.
Seorang pengawas di kantor polisi di provinsi Yala polisi kolonel, Thaweesak Thongsongsi turut memberi pernyataan terkait penembakan yang terjadi.
Ia mengatakan sejumlah penyerang yang tidak dikenal menggunakan persenjataan berat dalam serangan Selasa malam.
Polisi, guru, dan perwakilan pemerintah lainnya seringkali menjadi sasaran kekerasan.
Sementara itu, beberapa insiden lainnya juga terjadi pada daerah tersebut, tambah Thaweesak. Sebuah peledak kecil bahkan ditemukan di dekat tiang listrik yang diduga untuk mematikan listrik.
Kemudian, paku-paku juga tersebar di jalan raya yang diduga untuk melumpuhkan kendaraan yang memasuki daerah Yala.
Dikutip dari malaymail.com, Juru bicara keamanan regional, Kolonel Pramote turut menegaskan pendapatnya terhadap pemberontak yang melakukan penyerangan.
"Ini sepertinya pekerjaan para pemberontak," kata Kolonel Pramote.
"Ini adalah salah satu serangan terbesar dalam beberapa kali," tambahnya.
Advertisement
Daerah Perebutan Sejak Lama
Pemberontakan separatis yang sudah berlangsung satu dasawarsa di provinsi Yala, Pattani, dan Narathiwat telah menewaskan hampir 7.000 orang sejak 2004, seperti dilansir malaymail.com.
Daerah tersebut sebagian besar penduduknya beragama Buddha di Thailand, menurut Deep South Watch, yang memantau kekerasan.
Tidak ada klaim tanggung jawab, seperti yang biasa terjadi pada serangan di daerah Thailand selatan.
Yala, Pattani dan Narathiwat merupakan bagian dari kesultanan Muslim Melayu. Daerah tersebut merdeka sebelum Thailand mencaplok ketiga wilayah itu pada tahun 1909.
Bahkan, beberapa kelompok pemberontak di selatan mengatakan mereka berjuang untuk mendirikan negara merdeka.
Reporter: Hugo Dimas