Ratifikasi IA-CEPA Rampung, Hubungan Indonesia Australia Bakal Makin Erat

Menlu Retno Marsudi menyampaikan bahwa ratifikasi IA-CEPA telah rampung usai kunjungannya bersama Jokowi ke Australia beberapa waktu lalu.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Feb 2020, 14:04 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2020, 14:04 WIB
Jokowi Berbicara di Hadapan Parlemen Australia
Presiden Joko Widodo bersama PM Australia Scott Morrison menyaksikan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne bertukar dokumen kerja sama usai ditandatangani di Gedung Parlemen di Canberra, Senin, (10/2/2020). (AP Photo/Rick Rycroft)

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Menlu Retno Marsudi mendampingi Presiden Jokowi ke Australia beberapa waktu lalu menandai rampungnya perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IA-CEPA

"Ini berarti bahwa dalam 5 tahun ke depan kerja sama bilateral kita akan lebih baik dan lebih terarah," tutur Jokowi saat menyampaikan joint press statement usai pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison di Parliament House, Canberra, Australia, dikutip dari laman Setkab, Senin (10/2/2020).

Hal serupa pun kemudian juga disampaikan oleh Menlu Retno yang mengatakan beberapa perubahan yang terjadi ketika IA-CEPA akan mulai diberlakukan. 

"Hasilnya fokusnya adalah mengenai proses ratifikasi dari IA-CEPA yang sudah selesai dan sekarang berarti kita menunggu implementasi dari IA-CEPA tetapi kita sudah men-design seratus hari pertama dari implementasi itu supaya segera dapat dirasakan manfaatnya," ujar Menlu Retno. 

Beberapa hal yang menjadi agenda pasca rampungnya ratifikasi perjanjian ini di antaranya adalah kunjungan bisnis oleh Australia yang akan dipimpin oleh Mendag Australia, identifikasi kerja sama investasi di bidang infrastruktur serta kunjungan investor utama Australia ke Indonesia. 

Selain itu, Menlu Retno juga menyampaikan meningkatnya kuota holiday and working visa yang mulanya 1.000 menjadi 4.100. Angka tersebut pun juga akan terus naik setiap tahunnya, dan nantinya pada tahun ke-6 akan mencapai 5.000. 

Selain itu, kerja sama di bidang pendidikan yang bersifat vokasi dan fasilitasi juga akan menjadi bagian dari kerja sama sehingga Indonesia benar-benar terintegrasi dalam global chain values. 

"Ini adalah dalam konteks untuk meningkatkan competitiveness atau daya saing Indo di pasaran internasional," tutup Menlu Retno. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya