Liputan6.com, Beijing- Memastikan kesehatan wanita hamil dan bayi baru lahir menjadi fokus di tengah krisis Virus Corona. Masalah risiko kesehatan ibu dan bayi baru lahir melonjak saat kabar mengenai seorang wanita hamil yang terinfeksi virus melahirkan bayinya di pusat wabah, Kota Wuhan.
Bayi yang baru lahir itu lalu dikabarkan menjadi orang termuda yang terinfeksi Virus Corona setelah hampir 30 jam kelahirannya.
Perkiraan dari para ahli pun berbeda-beda, sebagian meyakini virus itu menular dari ibu ke anak, sedangkan ada juga banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa bayi itu terkena infeksi setelah lahir.
Advertisement
Spekulasi penularan Virus Corona dari Ibu ke anak melemah ketika suatu kebingungan muncul dengan adanya seorang ibu hamil lain yang terinfeksi di Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, China Timur Laut, yang melahirkan bayinya dalam keadaan sehat pada 30 Januari lalu, seperti dikutip dari CGTN, Selasa (11/2/2020).Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Jumlah Kelahiran yang Banyak
Belum ada bukti penularan dari ibu ke anak yang ditemukan dalam wabah Virus Corona sebelumnya. Dengan adanya hal itu, mencegah penularan di rumah sakit di Wuhan yang berjuang melawan demam akan menjadi prioritas.
Namun hal itu dikatakan juga tidak mudah, dengan adanya 120.000 kelahiran yang dilaporkan pada tahun lalu. Menurut China Daily, diperkirakan jumlah wanita hamil yang melahirkan mencapai 5.000 kelahiran dalam setengah bulan terakhir.
Dengan populasi lansia di China yang dikatakan akan melewati batas 400 juta pada akhir 2035, menyelamatkan jiwa dan kesehatan bayi yang baru lahir untuk mempertahankan tenaga kerja muda juga dikatakan akan menjadi prioritas nasional di sana.
Advertisement
Strategi Pencegahan
Pada 7 Febuari lalu, tim peneliti telah menerbitkan "rencana darurat" untuk rumah sakit dan pengasuh dalam Jurnal dari The Lancet yang berisikan upaya untuk melindungi bayi baru lahir dari infeksi Virus Corona.
Membersihkan kamar secara rutin, menangani limbah medis dengan baik, merupakan salah satu cara yang dianjurkan selain menjauhkan bayi dari orang yang terinfeksi, para peneliti juga merekomendasikan pembatasan dari pemberian asi.
Dalam bagian komentar di jurnal, para peneliti mengatakan, "Hindari menyusui dari ibu yang terinfeksi 2019-nCoV yang kemungkinan atau dikonfirmasi di laboratorium sampai pemulihan", kata mereka.
Infeksi juga dikatakan terjadi karena sistem kekebalan bayi yang kurang berkembang, yang membuat mereka lebih rentan terhadap berbagai macam infeksi.
Para peneliti menambahkan, strategi ini juga akan diperbarui dengan banyaknya data tentang virus baru yang telah tersedia.
Mereka juga memastikan bahwa pencarian akan didasarkan oleh pengalaman infeksi sebelumnya, dengan mengatakan, "Sebagian besar rekomendasi kami didasarkan pada pelajaran dari pengalaman yang ada dan sebelumnya dengan wabah Virus Corona pada orang dewasa dan anak-anak."