Update Virus Corona: 75.195 Terinfeksi, 2.009 Meninggal, 14.529 Sembuh

Korban meninggal akibat Virus Corona COVID-19 kian bertambah, mayoritas berasal dari Daratan Tiongkok.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Feb 2020, 10:15 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2020, 10:15 WIB
Kerja Keras Pekerja Medis Rawat Pasien Virus Corona
Pekerja medis memberikan perawatan kepada pasien virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Minggu (16/2/2020). Hingga saat ini terkonfirmasi 70.548 orang terinfeksi virus corona di China Daratan. (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Provinsi Hubei di China melaporkan adanya 132 kasus kematian baru dan 1.693 kasus lainnya yang dikonfirmasi terkait dengan Virus Corona (COVID-19). Sebagian besar kematian terjadi di kota Wuhan, di mana penyakit ini pertama kali terdeteksi pada akhir Desember.

Angka terbaru itu membuat jumlah total korban tewas di Tiongkok sedikitnya berjumlah 2.000. 

Menurut Komite Kesehatan Provinsi Hubei, 1.921 orang telah meninggal di wilayah itu akibat infeksi dan sejauh ini ada 61.682 kasus yang dikonfirmasi. Sekitar 9.128 orang juga telah dikeluarkan dari rumah sakit.

Dilaporkan oleh CNBC, Rabu (19/2/2020), sebanyak 81 orang telah dipastikan terinfeksi pada Selasa siang, kata kementerian kesehatan Singapura yang menambahkan bahwa di antara mereka, 29 telah dipulangkan.

Di luar daratan China, Negeri Singa merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus terbanyak, dengan beberapa di antaranya terjadi melalui penularan dari manusia ke manusia. Singapura telah mengumumkan rencana untuk menyisihkan anggaran sebesar $4 miliar untuk membantu bisnis dan rumah tangga akibat wabah tersebut.

Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mengatakan bahwa 15 pasien baru dipastikan telah terinfeksi. Itu membuat jumlah total kasus di negara itu menjadi 46. Sebagian besar kasus baru diidentifikasi di kota Daegu dan provinsi Gyengbuk, dan 11 di antaranya terkait dengan pasien sebelumnya, menurut pernyataan KCDC.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kebijakan Pemerintah Terhadap Bisnis di China

China, Jepang, dan Korsel Gelar Pertemuan Bahas Nuklir Korea Utara
Perdana Menteri Cina Li Keqiang saat menghadiri pertemuan puncak tiga negara di Tokyo, Jepang (9/5). Pada pertemuan ini salah satu yang dibahas adalah mengenai program nuklir Korea Utara. (Kim Kyung-Hoon / Pool via AP)

Dewan Negara memutuskan serangkaian langkah untuk memangkas biaya bisnis, setelah gangguan virus yang juga berimbas pada kegiatan ekonomi.

Pertemuan pada hari Selasa, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Keqiang, mengumumkan bahwa semua usaha menengah, kecil dan mikro tidak perlu memberikan kontribusi untuk pensiun hari tua, pengangguran dan rencana asuransi keselamatan kerja mulai Februari hingga Juni, menurut rilis dari Kementerian Luar Negeri.

Perusahaan yang lebih besar hanya perlu membayar separuh dari Februari hingga April, kata rilis itu.

“Dalam memutuskan kebijakan-kebijakan ini, pertimbangan penuh telah diberikan pada keberlanjutan dana jaminan sosial, yang sisanya cukup untuk mendukung pembayaran penuh pensiun tepat waktu dan tunjangan jaminan sosial lainnya secara nasional,” demikian informasi yang diungkapkan lewat rilis tersebut. 

Dewan Negara juga mengatakan perusahaan dapat menunda pembayaran ke dana perumahan, dan menekankan pekerjaan sebagai prioritas, menurut rilis.

Selain itu, pernyataan itu mengatakan para pemimpin China telah membuat rencana untuk meningkatkan produksi pertanian di awal musim semi, termasuk peningkatan pencegahan hama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya