Setengah Juta Kerang Matang di Laut Selandia Baru, Akibat Perubahan Iklim?

Kerang yang ditemukan dalam kondisi matang di laut Selandia Baru, dikaitkan dengan perubahan iklim oleh pakar kelautan.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Feb 2020, 14:04 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2020, 14:04 WIB
ilustrasi kerang.
ilustrasi kerang. (iStockphoto)

Liputan6.com, Selandia Baru - Setengah juta kerang ditemukan dalam kondisi 'matang' di pantai Selandia Baru. Matangnya kerang-kerang itu dikatakan sebagai "kematian" besar-besaran yang dikaitkan dengan perubahan iklim oleh para pakar kelautan.

Kerang moluska yang mati tersebut ditemukan di Pantai Maunganui Bluff dekat ujung Pulau Utara oleh Brandon Ferguson, seorang pria dari Auckland, pada awal Februari.

Mengutip dari channelnewsasia, Kamis (20/2/2020), ahli ekologi kelautan di Waikato University Profesor Chris Battershill mengatakan, telah terjadi kematian serupa dalam beberapa tahun terakhir yang melibatkan remis dan kerang tuatua.

"Tampaknya yang menjadi faktor umum adalah kondisi yang benar-benar panas dengan banyak sinar matahari dan air yang luar biasa tenang untuk waktu yang lama," katanya kepada AFP.

Melalui sebuah rekaman yang diunggah ke akun Facebook pribadinya, memperlihatkan Ferguson berjalan di area dipenuhi dengan batuan yang tertimbun hampir setinggi lutut dengan cangkang kerang sambil mengatakan bahwa semua kerang mati dan tidak ada yang tersisa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Apakah Ada Kaitan Perubahan Iklim?

ilustrasi laut.
ilustrasi laut. (iStockphoto)

"Kerang adalah hewan kecil yang tangguh. Bayangkan ketika mereka telah dipanen, mereka bertahan hidup di supermarket dengan hanya sedikit air di sekitarnya," kata Battershill.

Ia mengatakan, hal ini mengarah pada perpaduan tekanan akibat panas dan hewan-hewan kehabisan oksigen karena airnya begitu tenang. Pada akhirnya mereka (kerang) tidak tahan dan dimasak hidup-hidup secara efektif.

Battershill juga mengatakan bahwa kondisi ekstrem seperti ini tidak biasa, bahkan ia memperkirakan apakah semua ini terkait dengan perubahan iklim.

Jadi, kondisi ekstrem benar-benar membunuh mereka. Hal ini mengingatkan kita bahwa perlunya waspada dan memperhatikan jika sejumlah spesies memiliki angka kematian yang serius dalam beberapa tahun terakhir. 

Ilmuwan kelautan Universitas Auckland Andrew Jeffs mengatakan lebih banyak kematian "massal" kemungkinan terjadi sebagai akibat dari perubahan iklim. Ia mengatakan populasi kerang akhirnya akan pindah ke perairan yang lebih dingin saat suhu sudah naik.

"Saya berharap bahwa pada akhirnya, kemungkinan akan mengakibatkan perpindahan 'tempat tidur' kerang dari pantai di bagian utara negara itu dengan mereka terus ditemukan lebih jauh ke selatan," katanya.

 

Reporet: Jihan Fairuzzia 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya