Liputan6.com, Jakarta - Pada 1952, wabah polio terburuk dalam sejarah Amerika telah menginfeksi 58 ribu orang, membunuh lebih dari 3.000 jiwa dan melumpuhkan 21.000 warganya. Sebagian besar dari mereka merupakan anak-anak.
Dikutip dari TIME, Minggu (23/2/2020), para orangtua dihantui oleh kisah anak-anak yang tiba-tiba terserang kram dan demam. Kolam renang umum ditinggalkan karena takut tertular. Dan tahun demi tahun polio mengirim ribuan orang ke rumah sakit.
Tepat 66 tahun yang lalu, 23 Februari 1954, Dr. Jonas Salk berhasil menciptakan vaksin pertama memberantas virus polio.
Advertisement
Sayangnya, vaksin itu tidak tersebar luas secara cepat untuk menyelamatkan anak-anak.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dibuat dari Jaringan Monyet
Anak-anak dari Sekolah Dasar Arsenal di Pittsburgh, tempat Salk menjalankan laboratorium penelitiannya, mengambil bagian dalam uji coba vaksin baru itu, meskipun Salk sudah mencobanya pada sukarelawan - mulai dari dirinya sendiri, istrinya, dan anak-anak mereka.
Hasilnya, vaksin itu berhasil memproduksi antibodi polio. Pada Juni 1954, hampir dua juta anak sekolah di 44 negara telah diinokulasi, dan setahun kemudian vaksin secara resmi dilisensikan.
Selama pengujian awal, pertanyaan keamanan yang paling menonjol tentang vaksin buatan Salk ini berpusat pada bahaya potensial menyuntikkan manusia dengan jaringan monyet.
Untuk membuat vaksinnya, tim Salk memanen ginjal dari monyet hidup dan menyuntiknya dengan virus polio hidup. Kemudian tim menggunakan formaldehyde (CH2O) untuk membunuh virus sebelum menyuntikkannya ke manusia.
Jejak ginjal monyet yang ada dalam setiap dosis vaksin begitu kecil sehingga tidak menimbulkan risiko kesehatan, demikian dikatakan Salk kepada New York Times.
Advertisement
Virus Polio Menyusut di Seluruh Dunia
Ancaman keamanan terbesar tak hanya datang dari monyet tetapi dari kesalahan manusia. Pada 1955, salah satu laboratorium yang memiliki lisensi untuk memproduksi vaksin, secara tidak sengaja mengkontaminasi virus polio dalam vaksinnya.
Kejadian itu telah menewaskan lima orang dan melumpuhkan 51 orang lainnya.
Namun, dengan pengawasan yang lebih ketat, vaksin ini terus menjadi penyelamat. Dalam beberapa tahun pertama, vaksin berhasil memotong kasus polio di AS hingga setengahnya.
Pada 1962, jumlah kasus baru turun menjadi kurang dari 1.000. Dan pada saat kematian Salk di usianya ke-80, polio sudah hampir punah di AS dan menyusut di seluruh dunia.
Â
Reporter: Deslita Krissanta Sibuea