Kepala Staf Gedung Putih Karantina Diri Akibat Kasus Virus Corona

Kepala staf Gedung Putih pilihan Donald Trump sempat menjalin kontak dengan pasien positif Virus Corona di sebuah acara politik.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Mar 2020, 09:31 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2020, 09:31 WIB
Presiden AS Donald Trump (AP PHOTO)
Presiden AS Donald Trump (AP PHOTO)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Jumlah politisi Amerika Serikat (AS) yang mengkarantina diri semakin bertambah. Mereka diketahui menjalin kontak dengan seseorang yang ternyata positif Virus Corona (COVID-19) dalam sebuah acara politik.  

Salah satu yang mengkarantina diri adalah anggota DPR Mark Meadows. Ia baru saja terpilih menjadi Kepala Staf Gedung Putih.

Meadows juga sudah tes Virus Corona dan hasilnya negatif. Atas saran dokter, ia tetap memutuskan untuk mengkarantina diri sampai besok.

"Meski ia tidak mengalami gejala-gejala, atas standar rekomendasi kewaspadaan dokter, ia akan tetap di rumah hingga periode 14 hari berakhir pada Rabu ini," ujar tim komunikasi Meadows seperti dilansir CNN, Selasa (10/3/2020). 

Meadows akan mengakhiri karantinanya pada Rabu mendatang, sebab ia bertemu dengan pasien Virus Corona itu hampir dua minggu lalu, sehingga periode inkubasi hampir selesai. 

Semua politisi yang mengkarantina diri adalah dari Partai Republik. Pasalnya, orang yang terkena Virus Corona itu hadir dalam acara kepartaian yang turut dihadiri Presiden AS Donald Trump. 

Presiden Trump dan wakil presidennya Mike Pence tidak bertemu dengan orang yang terkena virus itu. 

Anggota DPR Dough Collins yang aktif di komite hukum DPR AS ikut mengambil langkah karantina. Mark Gaetz yang sempat memakai masker gas di ruangan Kongres juga termasuk yang karantina. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

WHO: Virus Corona Terancam Jadi Pandemi, Namun Bisa Dilawan

Penumpang Negatif Virus Corona Tinggalkan Diamond Princess
Petugas memeriksa suhu tubuh penumpang asing yang turun dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Yokohama, Jepang, Jumat (21/2/2020). Sebanyak 74 WNI berada dalam kapal pesiar Diamond Princess, empat di antaranya positif terjangkit virus corona (COVID-19). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

World Health Organizatio (WHO) masih enggan menyebut Virus Corona (COVID-19) sebagai pandemi. Mereka hanya menyebut virus ini hampir seperti pandemi. 

Pada konferensi pers yang dilaksanakan di Jenewa pada Senin kemarin waktu setempat, pihak WHO angkat bicara tentang jumlah keseluruhan kasus yang sudah menembus 110 ribu di seluruh dunia. Virus ini juga telah menyebar ke lebih dari 100 negara.  

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berkata masyarakat masih bisa melawan Virus Corona. Apabila virus ini menjadi pandemi pun maka tetap bisa dikendalikan.

"Sekarang Virus Corona memiliki pijakan di banyak negara, ancaman pandemi telah menjadi sangat nyata. Tetapi ini akan menjadi pandemi pertama dalam sejarah yang dapat dikendalikan " ujar Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di Twitter. 

Tedros juga menyorot fakta bahwa banyak pasien yang sudah sembuh. Ia mencontohkan dari 80 ribu kasus di China sebanyak 70 persen berhasil sembuh. 

Penanganan Virus Corona secara sigap bisa menjadi kunci agar pasien bisa sembuh dan penyebaran melambat. 

"Kita harus ingat bahwa dengan aksi tegas dan dini, kita bisa memperlambat virus dan mencegah infeksi. Di antara mereka yang terinfeksi, mayoritas akan sembuh," kata Tedros. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya