Jika Corona COVID-19 Masuk Komunitas Aborigin, Ini yang Terjadi di Australia

Jika Virus Corona COVID-19 masuk ke komunitas suku Aborigin, diprediksi akan menjadi kehancuran mutlak pribumi Australia.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2020, 18:35 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2020, 18:35 WIB
FOTO: Pribumi Australia Rayakan Hari Penduduk Asli Sedunia
Komunitas Aborigin berjalan bersama saat merayakan Hari Penduduk Asli Sedunia di Sydney, Australia, Kamis (9/8). Orang Aborigin merupakan penduduk asli negara Australia. (AP Photo/Rick Rycroft)

Liputan6.com, Jakarta - Para pakar kesehatan penduduk asli atau pribumi Australia memperingatkan Perdana Menteri Scott Morrison mengenai "kehancuran" akibat Virus Corona COVID-19 yang dapat mendatangkan malapetaka bagi warga pedalaman.

Organisasi Kesehatan Masyarakat Terkendali Nasional (National Community Controlled Health Organizations/NACCHO) mengirimkan sebuah daftar yang berisi 140 rekomendasi kepada PM Scott atas nama organisasi kesehatan masyarakat pribumi. Isinya mengenai cara terbaik melindungi komunitas-komunitas pribumi dari Virus Corona.

Rekomendasi-rekomendasi tersebut termasuk mengumumkan komunitas-komunitas tersebut sebagai zona isolasi khusus yang diawasi oleh polisi atau tentara dalam upaya radikal untuk melindungi mereka dari Virus Corona COVID-19.

Siapa pun yang ingin memasuki sejumlah area pengawasan khusus tersebut di awal akan diisolasi selama 14 hari untuk memastikan mereka tidak membawa Virus Corona COVID-19.

"Jika virus ini masuk ke komunitas suku Aborigin, itu akan menjadi kehancuran mutlak, kehancuran mutlak tak diragukan lagi," ujar Pat Turner, kepala eksekutif NACCHO, kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC), dilansir Xinhua, Kamis (19/3/2020).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Mustahil Isolasi Diri

FOTO: Pribumi Australia Rayakan Hari Penduduk Asli Sedunia
Seorang Aborigin menari saat merayakan Hari Penduduk Asli Sedunia di Sydney, Australia, Kamis (9/8). Orang Aborigin merupakan penduduk asli negara Australia. (AP Photo/Rick Rycroft)

Para pakar kesehatan memperingatkan, perumahan pribumi yang penuh sesak membuat isolasi diri di komunitas pribumi mustahil dilakukan.

Namun, Michael Gunner, Kepala Menteri Wilayah Utara (Northen Territory/NT), mengatakan, penutupan perbatasan wilayah itu dengan kawasan Australia lainnya masih memungkinkan.

Sekitar 30 persen dari populasi NT merupakan penduduk asli. Angka tersebut enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara bagian atau wilayah lainnya.

"Saya sungguh berpikir kita perlu membahas gerakan umum dari seluruh masyarakat secara nasional," ujar Gunner.

"Saya sangat memperhatikan fakta bahwa kita perlu melindungi seluruh wilayah. Fokus saya saat ini, prioritas saya sekarang, adalah melindungi komunitas di pedalaman," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya