Mengapa Ada Tradisi Tiup Lilin di Acara Ulang Tahun? Ini Sejarahnya

Jika merayakan ulang tahun, tak lengkap jika tidak ada tradisi tiup lilin. Lantas, dari mana tradisi ini berasal?

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Jun 2020, 20:40 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2020, 20:40 WIB
Ilustrasi kue ulang tahun
Sumber: Google

Liputan6.com, Jakarta - Saat merayakan hari ulang tahun, tak lengkap rasanya jika tanpa kue sebagai simbol hari kelahiran. Tak lupa tradisi tiup lilin, hal yang juga tidak boleh dilewatkan.

Dikutip dari laman Mentalfloss.com, Rabu (24/6/2020), kue ulang tahun sudah menjadi tradisi sejak zaman Romawi Kuno, dan merayakan kelahiran seseorang dengan kue yang lezat tampaknya cukup logis.

Ada beberapa teori tentang asal usul lilin ulang tahun.

Beberapa percaya bahwa tradisi lilin ulang tahun dimulai di Yunani Kuno, ketika orang membawa kue yang dihiasi lilin menyala ke kuil Artemis, Dewi Perburuan.

Lilin-lilin dinyalakan untuk membuat mereka bersinar seperti bulan, simbol populer yang terkait dengan Artemis.

Banyak budaya kuno juga percaya bahwa asap membawa doa-doa mereka ke surga.

Tradisi hari ini untuk membuat keinginan sebelum meniup lilin ulang tahun Anda mungkin telah dimulai dengan kepercayaan itu.

 

Simak video pilihan berikut:

Kepercayaan Lain

Kue ulang tahun
Ilustrasi ulang tahun (ist)

Yang lain percaya bahwa tradisi lilin ulang tahun dimulai di Jerman. Pada tahun 1746, Pangeran Ludwig Von Zinzindorf merayakan hari ulang tahunnya dengan festival mewah.

Dan, tentu saja, kue dan lilin: "Ada kue sebesar oven yang bisa memanggangnya, dan lubang dibuat dalam kue menurut umur orang tersebut."

Jerman juga merayakan dengan lilin ulang tahun selama Kinderfest, perayaan ulang tahun untuk anak-anak di tahun 1700-an.

Satu lilin ulang tahun dinyalakan dan diletakkan di atas kue untuk melambangkan "cahaya kehidupan."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya