Janjikan Hadiah Hingga Rp 142 M, Amerika Serikat Gelar Sayembara untuk Tangkap Pemimpin ISIS Baru

Amerika Serikat menggelar sayembara yang menjanjikan hadiah bagi siapapun yang dapat menangkap pemimpin ISIS yang baru.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 26 Jun 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 08:30 WIB
Amir Mohammad Abdul Rahman al-Mawli al-Salbi, pemimpin baru ISIS yang menjadi buronan AS
Amir Mohammad Abdul Rahman al-Mawli al-Salbi, pemimpin baru ISIS yang menjadi buronan AS. (AFP PHOTO/US State Departments Counter-Terrorism Rewards Program/HO)

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat telah menggandakan hadiahnya yang dijanjikan bagi siapapun yang dapat menangkap pemimpin ISIS baru. Hadiahnya kemudian dilipatgandakan menjadi $10 juta atau senilai Rp 142 M. 

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo telah memberi pengumuman ini secara resmi pada hari Rabu. Demikian seperti dikutip dari laman The National, Jumat (26/6/2020). 

Awalnya, AS telah menawarkan hadiah senilai $ 5 juta untuk menangkap Mohammed Al Mawla pada November lalu sebelum ia diidentifikasi sebagai penerus Abu Bakar Al Baghdadi, yang dibunuh oleh pasukan komando AS dalam serangan Oktober di Suriah.

ISIS telah membunuh ribuan orang Yazidi, menculik serta memperbudak ribuan wanita dan gadis di Timur Tengah.

Pada bulan Maret pemerintah AS menjadikan Al Mawla sebagai teroris global yang ditunjuk secara khusus.

"Kami tetap berkomitmen untuk kekalahan ISIS yang abadi, tidak peduli siapa yang mereka sebut sebagai pemimpin mereka," kata Pompeo.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Serangan Terhadap Yazidi

Aksi Serangan Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Lahir pada tahun 1976, Al Mawla, adalah seorang sarjana hukum Islam yang mengeluarkan fatwa untuk membenarkan penganiayaan terhadap orang-orang Yazidi, sebuah kampanye yang oleh PBB dinyatakan sebagai genosida.

Al Mawla, seorang keturunan Irak-Turkmenistan, diangkat sebagai pemimpin kelompok setelah pembunuhan Al Baghdadi pada Oktober lalu.

Departemen Luar Negeri mengatakan Al Mawla telah "aktif dalam organisasi pendahulu ISIS, Al Qaeda di Irak, dan terus naik melalui jajaran ISIS untuk menjadi wakil."

"Al Mawla membantu mendorong dan berupaya melakukan penculikan, pembantaian, dan perdagangan minoritas agama Yazidi di Irak barat laut dan mengawasi operasi global kelompok itu," kata departemen itu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya