Liputan6.com, Washington, D.C. - Capres Joe Biden mengumumkan memilih Senator Kamala Harris sebagai cawapres di pilpres AS 2020. Kamala Harris adalah senator dari California.Â
Pemilihan Kamala Harris merupakan salah satu sosok yang masuk daftar bakal cawapres Joe Biden yang berkata ingin memilih perempuan sebagai pendampingnya.Â
Advertisement
Baca Juga
"Saya mendapat kehormatan besar untuk mengumumkan bahwa saya memilih Kamala Harris, seorang pejuang tanpa rasa takut untuk rakyat kecil, dan salah satu pegawai negeri terbaik di negara ini, sebagai pendamping pencalonan saya," ujar Joe Biden di Twitter, Rabu (12/8/2020).
Joe Biden memuji Kamala Harris yang dulunya bekerja sebagai Jaksa Agung karena berani melawan kepentingan bank-bank besar, mendukung kalangan pekerja, dan melindungi perempuan dan anak dari kekerasan.
Kamala Harris merupakan politisi Partai Demokrat dari kalangan minoritas. Bapaknya merupakan keturunan Jamaika, sementara ibunya keturunan India.
Ia sebetulnya sempat maju sebagai bakal capres Partai Demokrat untuk pilpres 2020, namun ia mundur.
Melalui Twitter, Kamala Harris percaya Joe Biden bisa menyatukan rakyat Amerika Serikat mengingat Biden sudah lama menjadi politisi.
"Joe Biden bisa menyatukan rakyat Amerika karena ia menghabiskan hidupnya berjuang untuk kita. Dan sebagai presiden, ia akan membangun Amerika yang menghidupkan cita-cita kita," ungkap Kamala.
"Saya merasa terhormat untuk bergabung dengannya sebagai nominee Wakil Presiden bagi partai kita, dan melakukan apa yang diperlukan untuk menjadikan beliau sebagai Komandan Tertinggi," ujar Kamala Harris.Â
Joe Biden adalah mantan wakil presiden AS di era Barack Obama. Ia maju untuk melawan petahana Presiden Donald Trump pada pilpres AS November mendatang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Prediksinya Akurat Sejak 1984, Profesor Ini Yakin Donald Trump Kalah Pilpres AS 2020
Sementara itu, Profesor sejarah Allan Lichtman memprediksi bahwa Donald Trump akan kalah di pilpres Amerika Serikat pada November mendatang. Prediksi Lichtman selalu tepat sejak 1984.Â
Dilaporkan CNN, Allan Lichtman metode sistem "13 kunci" yang menimbang faktor seperti ekonomi, keadaan sosial, skandal, hingga kharisma pribadi.
Pada 2016, Lichtman memprediksi Donald Trump menang pilpres, meski saat itu berbagai polling menyebut Hillary Clinton akan menang pilpres AS.
"Rahasianya adalah tetap membuka mata terhadap gambaran besar pada kekuatan dan performa petahana. Dan jangan perhatikan polling, pundit (pakar), dan naik-turunnya kampanye tiap harinya. Dan itulah kuncinya. Gambaran besar," ujar Lichtman.
Pertama kali prediksi pilpres Allan Lichtman benar adalah ketika Presiden Ronald Reagan terpilih. Namun, prediksinya sempat "meleset" pada pilpres 2000.
Saat itu, Allan Lichtman menyebut Al Gore akan menang. Al Gore hanya menang voting populer, tetapi kalah pada voting electoral college.
Di AS, pemenang pilpres ditentukan oleh electoral college yang merupakan perwakilan tiap negara bagian. Perwakilan electoral college dari negara bagian ditentukan oleh siapa capres yang mendapat suara terpopuler.
Allan Lichtman pun optimistis sistem prediksi pilpres AS yang ia pakai tetap bisa efektif di tengah pandemi COVID-19.
Advertisement