Nasib Petugas Pembuang Sampah di Tengah Pandemi Virus Corona COVID-19

Petugas pemungut sampah harus terus bekerja meski ada pandemi COVID-19. Kesehatan mereka pun perlu dipantau oleh pemerintah.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Agu 2020, 10:56 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2020, 10:56 WIB
Pejuang Sampah Rentan Terinfeksi Virus, Ini Langkah Nyata Kita untuk Melindungi Mereka
Ilustrasi Petugas Sampah.

Liputan6.com, Fairfax - Tak semua pekerjaan bisa melakukan Work From Home (WFH) di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19). Kekhawatiran terkena COVID-19 turut dirasakan petugas pengangkut sampah, bahkan di Amerika Serikat sekalipun. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Rabu (19/8/2020), pekerja di Stasiun pembuangan sampah Fairfax, Dynita Glenn mengatakan, "Awalnya penduduk tidak begitu menghargai kami karena mereka hanya menganggap kami pemungut sampah. Anda membuang sampah, tetapi kami bukan sampah."

Pandangan itu kini berubah, kata Dynita Glenn, yang sudah lama berkarir di industri pembuangan sampah. Ia kini bekerja di tempat pembuangan sampah di Virginia, di mana sebagian pegawainya berhenti kerja karena COVID-19.

"Sebagian orang sakit dan anggota keluarga mereka menjadi sakit atau sudah sakit dan mereka memerlukan perawatan," kata Hans Christensen, Direktur Pelaksana di Fairfax county, Virginia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

400.000 Petugas Pembuang Sampah

Ilustrasi sampah.
Ilustrasi sampah. (iStockphoto)

Ada lebih dari 400.000 petugas pembuang sampah padat di Amerika, dan dengan meningkatnya 25 persen sampah rumah tangga karena orang bekerja di rumah selama penutupan wilayah, diperlukan lebih banyak pekerja sampah.

David Biderman dari Persatuan Sampah Amerika Utara mengatakan, "Kalau sampah itu dibiarkan di jalan dalam beberapa hari, bisa menyebabkan masalah kesehatan umum. Sampah mengandung patogen dan akan mencair jika hujan."

Epidemiologis mengatakan, pembuangan sampah membuat para pekerjanya berisiko lebih tinggi terkena virus. 

Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 5,4 juta total kasus COVID-19 di Amerika Serikat. Sebanyak 171 ribu orang meninggal dunia dan 1,8 juta sembuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya