Israel Keberatan dengan Rencana AS Jual Pesawat Tempur ke UEA

Pesawat tempur tipe F-35 dipertimbangkan untuk dijual kepada Uni Emirat Arab (UEA). Namun, Israel merasa keberatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2020, 07:03 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2020, 07:03 WIB
F-35 Lightning II
Jet tempur F-35 Lightning II buatan Amerika Serikat. (AFP/Jack Guez)

Liputan6.com, Washington, D.C - Amerika Serikat berencana untuk menjual pesawat tempur miliknya. Hal ini disampaikan olehh Presiden Donald Trump terkait pesawat tempur canggih time F-35.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (21/8/2020), pesawat tempur ini dipertimbangkan untuk dijual kepada Uni Emirat Arab (UEA).

Meski demikian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut keberatan dengan rencana Donald Trump.

Trump mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers di Gedung Putih bahwa UEA menyatakan minatnya untuk membeli "cukup banyak" jet tempur Amerika Serikat itu.

Ia menambahkan, penjualan semacam itu "sedang dikaji" mengingat ada dinamika baru antara Israel dan Uni Emirat Arab, sejak kedua negara itu sepakat untuk menormalisasi hubungan pekan lalu.

"Mungkin yang sama pentingnya," imbuh Trump, UEA mampu membeli pesawat itu.

"Masih ditinjau, tetapi mereka membuat kemajuan besar dalam perdamaian di Timur Tengah", kata Trump.

Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan, Selasa 18 Agustus, ia akan menentang penjualan pesawat itu meskipun ada kesepakatan bersejarah UEA.

Netanyahu mengungkapkan hal itu setelah sebuah surat kabar Israel melaporkan bahwa perjanjian normalisasi yang ditengahi Trump itu termasuk memasok negara Teluk Arab itu dengan sistem senjata Amerika Serikat yang canggih.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Jalur Telepon UEA-Israel Terbuka Pasca Normalisasi Hubungan

Bendera Uni Emirat Arab dan Israel dikibarkan di Jembatan Perdamaian di Netanya, Israel. (Ariel Schalit/AP)
Bendera Uni Emirat Arab dan Israel dikibarkan di Jembatan Perdamaian di Netanya, Israel. (Ariel Schalit/AP)

Jalur telepon antara Uni Emirat Arab UEA dan Israel hari Minggu 16 Agustus dibuka, perkembangan yang dipuji menteri komunikasi Israel sebagai langkah penting pasca normalisasi hubungan antar kedua negara.

Belum jelas benar kapan pemblokiran jalur telpon antara UEA dan Israel itu dicabut, tetapi sebelumnya hubungan telpon diantara kedua negara tidak pernah dapat dilakukan. Kantor berita Reuters mencoba menelpon beberapa kontak dari UEA dan Israel hari Minggu.

Telecoms Regulatory Authority UEA belum menanggapi permohonan untuk memberi pernyataan atas hal ini.

Namun semakin banyak situs-situs berita Israel yang sebelumnya diblokir, hari Minggu ini sudah dapat dibaca dengan menggunakan jalur koneksi internet UEA.

UEA dan Israel Kamis lalu 13 Agusrtus mengumumkan perjanjian yang akan mendorong normalisasi penuh hubungan diplomasi kedua negara.

“Saya mengucapkan selamat kepada Uni Emirat Arab karena telah mencabut pemblokiran ini,” cuit Menteri Komunikasi Israel Yoaz Hendel di Twitter.

“Banyak kesempatan ekonomi yang kini terbuka, dan langkah-langkah membangun kepercayaan ini penting untuk meningkatkan kepentingan kedua negara,” cuitnya.

Dua operator telekomunikasi utama di UEA, Du dan Etisalat, belum memberi tanggapan atas permintaan Reuters untuk memberikan pernyataan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya