Lebih dari 66 Ribu Pasien COVID-19 di India Pulih dalam Satu Hari

Kementerian Kesehatan India mengatakan bahwa 66.550 pasien di negara mereka telah pulih dari COVID-19 dalam 24 jam terakhir.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 26 Agu 2020, 07:03 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2020, 07:03 WIB
FOTO: Infeksi COVID-19 di India Tembus 1 Juta Kasus
Para pengendara sepeda motor mengenakan masker saat melintas di Hyderabad, India, Jumat (17/7/20200. India melewati 1 juta kasus virus corona COVID-19 atau tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil. (AP Photo/Mahesh Kumar A.)

Liputan6.com, New Delhi- Dalam 24 jam terakhir India telah melaporkan lebih dari 60.000 infeksi baru Virus Corona COVID-19, menjadikan total kasus di negara tersebut sebanyak 3,17 juta.

Sementara  itu, Kementerian Kesehatan India pada Selasa 25 Agustus juga melaporkan 848 kematian dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kematian mencapai 58.390 jiwa.

Dengan jumlah pasien yang positif COVID-19 telah pulang dari rumah sakit, menembus lebih dari 2,4 juta orang, tingkat pemulihan India telah mencapai hampir 76%, seperti dikutip dari Associated Press, Rabu (26/8/2020).

Tak hanya itu, Kementerian Kesehatan India juga mengatakan bahwa 66.550 pasien di negara mereka telah pulih dari COVID-19 dalam 24 jam terakhir.

Angka kepulihan dari Virus Corona COVID-19 di India itu pun tercatat sebagai yang tertinggi dalam sehari.

Saksikan Video Berikut Ini:

Tes COVID-19 Masih Jadi Persoalan

Mumbai Kini Pakai Helm Pintar Deteksi Kasus Infeksi Virus Corona
Sukarelawan petugas kesehatan dari LSM India Bharatiya Jain Sanghatana mengenakan helm pintar untuk melakukan screening kasus COVID-19 dari pintu ke pintu di Mumbai, 21 Juli 2020. Alat tersebut memungkinkan petugas Kesehatan mencatat suhu puluhan penduduk per menit. (INDRANIL MUKHERJEE/AFP)

Tes untuk Virus Corona COVID-19 di India per juta juga telah meningkat tajam menjadi 26.016, karena tes kumulatif yang meningkat hingga hampir 36 juta, menurut Kementerian Kesehatan India.

India juga telah mulai menggunakan alat tes yang harganya terjangkau sejak bulan Juni 2020.

Namun, tes yang dapat dilakukan dengan kurun waktu lebih cepat itu diketahui kurang akurat dalam upaya meningkatkan pengujian.

Pihak berwenang di India dilaporkan telah membatasi penggunaan tes molekuler yang bekerja lebih tepat untuk mendeteksi kode genetik virus.

Akibatnya, hampir sepertiga dari tes COVID-19 yang digunakan India sekarang merupakan tes yang kurang akurat untuk menyaring antigen, atau protein virus.

Kendati demikian, negara tersebut membutuhkan pengujian ulang yang lebih banyak lagi, di mana hal itu tidak sering terjadi. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya