Liputan6.com, Riyadh - Raja Salman dari Arab Saudi tertarik dengan perkembangan vaksin Virus Corona (COVID-19) buatan Rusia. Raja Salman dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah membahas vaksin tersebut dalam perbincangan telepon.
Dilaporkan Arab News, Selasa (8/9/2020), Rusia sedang bekerja dengan Arab Saudi untuk meregistrasi vaksin Sputnik-V. Kedua negara juga menyiapkan tes klinis berskala luas terhadap manusia.
Advertisement
Baca Juga
Vaksin COVID-19 dari Rusia baru-baru ini mendapat tinjauan bagus dari jurnal sains The Lancet. Tak ada efek samping serius dari vaksin tersebut.
Kerajaan Arab Saudi juga telah berkomunikasi dengan Gamaleya Institute yang mengembangkan vaksin Sputnik-V. Arab Saudi akan menjadi satu dari lima negara tempat uji klinik Fase 3 vaksin ini.
Negara lain yang akan menguji klinis vaksin Rusia adalah Uni Emirat Arab dan Filipina. Vaksin ini tentunya juga akan diuji klinis di Rusia.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, total kasus COVID-19 di Rusia sudah mencapai 1 juta orang. Sementara, Arab Saudi telah mencatat 321 ribu kasus.
Arab Saudi sebelumnya juga telah bekerja sama dengan perusahaan CanSino asal China untuk mengembangkan vaksin.
Selain vaksin COVID-19, Raja Salman dan Presiden Putin membahas sektor energi dan pasar minyak dunia. Ajang G20 juga menjadi pembahasan.
G20 2020 akan diadakan di Riyadh pada awal Desember mendatang. Pemerintah Arab Saudi optimistis pertemuan tingkat tinggi itu terus berjalan meski ada pandemi COVID-19.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Rusia Tawarkan Vaksin COVID-19 Sputnik-V ke Indonesia, Harganya Murah
Kedutaan Besar Rusia di Jakarta telah menawarkan vaksin Virus Corona COVID-19 ke Indonesia. Penawaran vaksin bernama Sputnik-V ini ini termasuk investasi dan percobaan klinis.
Penawaran itu berasal dari Russian Direct Investment Fund. Duta Besar Rusia Lyudmila Vorobieva menyebut sudah ada kontak antara pihak pemerintah Indonesia dan swasta.
Harga vaksin Sputnik-V juga diprediksi lebih murah.
"Russian Direct Investment Fund siap untuk bekerja sama dengan Indonesia di tiga arah. Pertama dalam penjualan dan distribusi ketika tahap klinis selesai. Kita juga siap untuk mengadakan uji klinis di Indonesia karena tentunya itu akan memfasilitasi pendaftaran vaksin di negara ini. Kami juga siap untuk memanufaktur setidaknya beberapa komponennya," ujar Vorobieva dalam briefing pada akhir Agustus lalu.
Dubes Rusia berkata baru mengirimkan proposalnya belum lama ini. Sampai saat ini, pihak Indonesia belum memberikan respons yang pasti terkait tawaran vaksin COVID-19 dari Rusia.
Harga vaksin Rusia diperkirakan bisa tiga kali lebih murah dari vaksin-vaksin lain.
"Harga final dari vaksin Sputnik-V akan cukup lebih rendah ketimbang vaksin lainnya berdasarkan estimasi kami, seperti dua atau tiga kali lebih murah," ujar Vorobieva .
Rusia bulan ini mengumumkan telah menemukan vaksin COVID-19 bernama Sputnik-V. Vaksin itu menuai kontroversi karena dianggap belum melalui fase uji yang lengkap tetapi sudah keburu diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin.
Dubes Vorobieva berkata vaksin Rusia dibuat dengan dua vektor human adenovirus, sementara vaksin-vaksin lain hanya memakai satu vektor adenovirus.
Advertisement