18 Orang Tewas dalam Ledakan Bom di Kabul Afghanistan, ISIS Klaim Serangan

Sedikitnya 18 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan bom bunuh diri di luar pusat pendidikan di ibukota Afghanistan, Kabul, kata para pejabat.

oleh Hariz Barak diperbarui 25 Okt 2020, 15:01 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2020, 15:01 WIB
Ilustrasi ledakan bom
Ilustrasi ledakan bom di Kabul Afghanistan (iStockPhoto)

Liputan6.com, Kabul - Sedikitnya 18 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan bom bunuh diri di luar pusat pendidikan di ibukota Afghanistan, Kabul, kata para pejabat.

Ledakan di fasilitas swasta, yang menawarkan kursus bagi siswa di pendidikan tinggi, terjadi sore hari pada Sabtu 24 Oktober 2020, kata kementerian dalam negeri Afghanistan, dikutip dari BBC, Minggu (25/10/2020).

Bangunan di kawasan Dasht-e-Barchi yang didominasi Muslim Syiah ini biasanya menampung ratusan siswa.

Banyak yang telah dibawa ke rumah sakit. Ada kekhawatiran jumlah korban tewas akan meningkat.

Kelompok Negara Islam atau ISIS mengatakan pihaknya berada di balik serangan itu dalam pesan yang diposting di saluran media sosialnya, tetapi tidak memberikan bukti apa pun.

Sebelumnya, Taliban membantah terlibat dalam serangan itu.

"Seorang pembom bunuh diri ingin memasuki pusat pendidikan," kata juru bicara kementerian dalam negeri Tariq Arian dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilaporkan kantor berita AFP.

Juru bicara pemerintah Afghanistan itu menambahkan bahwa penyerang diidentifikasi oleh penjaga keamanan "setelah itu ia meledakkan bahan peledaknya di sebuah gang."

Seorang warga setempat, Ali Reza, mengatakan kepada AFP bahwa mereka yang tewas dan terluka adalah pelajar yang menunggu untuk masuk ke fasilitas tersebut. "Saya sedang berdiri sekitar 100 m dari pusat ketika ledakan besar menghantam saya," katanya.

 

Simak video pilihan berikut:

Kekerasan yang Meningkat terhadap Kelompok Syiah

Ledakan Meledak
Ilustrasi Foto Ledakan (iStockphoto)

Kekerasan di Afghanistan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir - dengan sebagian besar serangan dilakukan oleh Taliban. Kekerasan itu mengancam perundingan damai antara pasukan pemerintah dan Taliban di ibu kota Qatar, Doha.

Komunitas Syiah yang minoritas di Afghanistan sebelumnya telah menjadi sasaran ekstremis Muslim Sunni seperti kelompok ISIS, yang memandang praktik Islam Syiah sebagai sesat.

Serangan hari Sabtu bukanlah yang pertama menargetkan pusat pendidikan di negara itu.

Empat puluh delapan orang - banyak dari mereka remaja - tewas pada Agustus 2018 ketika seorang pembom bunuh diri masuk ke fasilitas sekolah dan meledakkan perangkat saat pengajaran sedang berlangsung. Kelompok ISIS mengatakan berada di balik serangan itu.

Dan pada bulan Mei, 24 wanita, anak-anak dan bayi tewas ketika pria bersenjata tak dikenal memasuki bangsal bersalin di sebuah rumah sakit di Kabul dan melepaskan tembakan.

Awal pekan ini, 11 anak dan pemimpin doa mereka tewas dalam serangan udara di sebuah sekolah agama di provinsi Takhar, Afghanistan utara, menurut pejabat setempat. Pemerintah Afghanistan membantah pernyataan tersebut, mengatakan serangan itu telah menewaskan pejuang Taliban.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya