Pilpres AS Masih 9 Hari Lagi, Jumlah Surat Suara yang Masuk Lampaui Pemilu 2016

Jumlah surat suara yang masuk dari pemberian suara dini pada pilpres AS melebihi jumlah surat suara yang masuk dalam pra-pemilu 2016.

oleh Natasha Khairunisa AmaniLiputan6.com diperbarui 26 Okt 2020, 19:25 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2020, 19:25 WIB
Debat capres antara Donald Trump dan Joe Biden pada Selasa 29 September 2020 yang berlangsung dengan kacau.
Debat capres antara Donald Trump dan Joe Biden pada Selasa 29 September 2020 yang berlangsung dengan kacau. (AFP / JIM WATSON, SAUL LOEB)

Liputan6.com, Jakarta- Pengawas pemilu independen mengungkapkan pada 25 Oktober 2020 bahwa jumlah surat suara yang masuk dari pemberian suara dini pada pemilihan presiden AS, melebihi jumlah surat suara yang masuk dalam pra-pemilu empat tahun lalu. 

Dikutip dari VOA Indonesia, Senin (26/10/2020), hal tersebut terjadi dalam kurun waktu sembilan hari sebelum pemilu AS pada 3 November mendatang.

Rekor rekor pemberian suara awal telah dipecahkan oleh puluhan juta warga AS, yang diperoleh baik melalui pos atau secara langsung di tempat-tempat pemungutan suara (TPS).

Pemberian suara awal yang banyak itu dilakukan untuk menghindari keramaian di TPS di tengah pandemi COVID-19 di AS, atau terdorong oleh persaingan yang sengit antara Presiden Donald Trump dan pesaingnya dari Partai Demokrat, Joe Biden. 

Hasil perhitungan surat suara hingga 25 Oktober, oleh Proyek Pemilihan AS independen yang dikelola oleh Universitas Florida, mengungkapkan bahwa sudah ada 59 juta pemilih yang melaksanakan hak pilihnya.

Adapun situs Komisi Bantuan Pemilu AS yang mengatakan bahwa jumlah tersebut lebih tinggi dari 57 juta orang yang memilih lebih awal atau lewat pos pada 2016.

Sejauh ini, Demokrat disebutkan telah unggul-- yang telah mendorong pemberian suara awal. 

 

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Jumlah Pemilih di AS Diprediksi Bisa Capai 150 Juta

Debat capres AS yang terakhir antara Donald Trump dan Joe Biden.
Debat capres AS yang terakhir antara Donald Trump dan Joe Biden. Dok: C-SPAN

Selama berbulan-bulan, Donald Trump menyampaikan klaim tanpa buktinya yang menyebutkan pengiriman surat suara lewat pos bisa memicu kecurangan, dan banyak pendukung Republik akan memilih pada Hari-H.

Namun seorang profesor ilmu politik di Universitas Florida yang mengelola Election Project, Michael McDonald, memperingatkan bahwa strategi itu "terlihat semakin berisiko," mengingat AS yang masih mengalami kelonjakan kasus COVID-19. 

"Bagaimana kalau sebagian pemilihnya memutuskan untuk tidak memilih? Bagaimana kalau TPS tiba-tiba tidak tersedia atau kantor pemilu tutup?" ujarnya.

Prediksi Election Project mengungkapkan bahwa jumlah pemilih tahun ini bisa mencapai 150 juta.

Sementara dalam pemilu AS pada tahun 2016, terdapat sekitar 137 juta pemilih yang memberikan suara mereka.

Adapun beberapa negara bagian di AS yang menentukan tahun ini juga dipastikan akan memecahkan rekor. Texas termasuk salah satunya.

Selain itu, 80 persen dari jumlah surat suara awal 2016 telah tercatat di Texas hingga 25 Oktober 2020, menurut Election Project.

Pemilu di Texas diketahui begitu disorot, yang secara tradisional selalu memenangkan kandidat Republik sejak 1980.

Namun, sejumlah TPS disebutkan memperlihatkan Biden hampir mengalahkan Trump. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya