Jumlah Pasien Rawat Inap COVID-19 Melonjak, AS Berlakukan Pembatasan Baru

Beberapa negara bagian AS memberlakukan pembatasan karena kelonjakan dalam jumlah pasien COVID-19 yang menjalani rawat inap di rumah sakit.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Nov 2020, 12:54 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2020, 12:54 WIB
FOTO: Kasus Corona di Amerika Serikat Tembus 1 Juta
Layar menunjukkan ucapan terima kasih terhadap petugas kesehatan terlihat di Times Square, New York, AS, Senin (27/4/2020). Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins hingga 29 April 2020 WIB, jumlah kasus COVID-19 di AS melampaui 1 juta. (Xinhua/Michael Nagle)

Liputan6.com, Washington D.C- Beberapa negara bagian Amerika Serikat pada 10 November 2020 memberlakukan pembatasan untuk mengurangi penyebaran Virus Corona COVID-19. 

Dikutip dari Channel News Asia, Rabu (11/11/2020) pembatasan tersebut dilakukan karena jumlah pasien rawat inap melonjak. Hal itu membebani rumah sakit dan sumber daya medis di sebagian besar AS.

Sekretaris layanan kesehatan dan manusia California, Dr Mark Ghaly mengatakan, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 di negara bagian tersebut telah meningkat 32 persen selama dua pekan terakhir, dan penerimaan perawatan intensif telah melonjak hingga 30 persen. 

Selain itu, Ghaly mengumumkan tiga daerah yang menampung sekitar 5,5 juta orang - San Diego, Sacramento, dan Stanislaus - harus membatalkan rencana pembukaan kembali mereka dan kembali ke kategori peraturan paling ketat. 

Dalam peraturan itu, makan dalam ruangan di restoran tidak diizinkan dan gym serta institusi keagamaan juga tidak bisa mengadakan aktivitas dalam ruangan.

"Kami mengantisipasi jika keadaan tetap seperti apa adanya ... lebih dari separuh negara bagian California akan pindah ke tingkat yang lebih keta pekan depan," terang Ghaly.

Sementara di Minnesota, Gubernur Tim Walz mengumumkan pembatasan baru ketika negara bagian Midwestern itu melaporkan rekor tertinggi baru dalam pasien rawat inap COVID-19, dan kemampuan sistem medis yang semakin minim dalam mengatasi lonjakan tersebut.

Pada 10 November, Minnesota melaporkan 1.224 pasien COVID-19 rwat inap yang naik dari 1.084 pada hari sebelumnya dan menjadi rekor harian baru, menurut penghitungan Reuters.

Mulai 13 November, restoran dan bar di Minnesota harus menutup layanan makan malam mereka antara pukul 22.00 dan 04.00, dan menjaga jumlah pelanggan di bawah kapasitas 50 persen.

Perintah gubernur pun termasuk pertemuan sosial pribadi, yang harus dibatasi untuk 10 orang dari tiga rumah tangga atau kurang.

"Kami telah membalikkan pengendalian (COVID-19) kami, kami harus memutarnya sedikit hari ini," kata Walz.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

Kelonjakan Jumlah Pasien COVID-19 di Illinois dan Iowa

Kasus Corona AS Tembus Angka 6 Juta
Sejumlah petugas keamanan terlihat sedang bertugas di Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 31 Agustus 2020. Jumlah kasus COVID-19 di AS melampaui angka 6 juta pada Senin (31/8), menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (Xinhua/Wang Ying)

Jumlah kasus harian COVID-19 tertinggi juga dilaporkan di negara bagian Illinois, dengan 12.626 infeksi baru.

Gubernur Illinois, JB Pritzker mengatakan, sebagian besar wilayah negara bagian mengalami tingkat rawat inap yang lebih tinggi daripada musim semi lalu.

Sementara di Iowa, yang menghadapi infeksi Virus Corona COVID-19 yang merajalela dan sistem perawatan kesehatan yang penuh, Gubernur Kim Reynolds juga mengambil langkah untuk mengurangi penyebaran penyakit dengan membatasi pertemuan sosial dan memberlakukan aturan pemakaian masker yang ditargetkan untuk situasi tertentu.

Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengungkapkan keprihatinan atas meningkatnya pasien rawat inap, dan menyatakan bahwa pejabat kesehatan akan bekerja untuk mendirikan fasilitas medis sementara di mana mereka mungkin dibutuhkan.

"Semakin banyak kasus, Anda mendapatkan lebih banyak rawat inap," jelas Azar dalam wawancara dengan MSNBC.

"Itu hanya matematika sederhana," sebutnya.

Pada 9 November 2020, terdapat lebih dari 59.000 pasien COVID-19 di rumah sakit di seluruh AS, yang merupakan jumlah pasien rawat inap tertinggi di negara tersebut yang dirawat karena penyakit itu.

Selain itu, kasus infeksi baru setiap harinya juga melebihi 100.000 untuk hari keenam berturut-turut di negara tersebut.

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya