Partai Republik Kian Ragukan Donald Trump, Desak Akui Joe Biden Presiden Terpilih

Tekanan bagi Presiden Donald Trump di antara anggota Partai Republik di Kongres AS semakin kencang, mendesaknya untuk memulai proses transisi ke Presiden terpilih Joe Biden.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2020, 07:01 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2020, 07:01 WIB
Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat menghadiri National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

Liputan6.com, D.C - Tekanan bagi Presiden Donald Trump untuk memulai proses transisi ke Presiden terpilih Joe Biden dibangun di antara anggota Partai Republik di Kongres AS pada Jumat 20 November 2020, ketika beberapa anggota itu menyuarakan keraguan atas klaim Trump tentang pemungutan suara yang curang.

Senator Lamar Alexander, yang pensiun pada akhir tahun, mengatakan Biden memiliki "peluang yang sangat baik" untuk menjadi presiden berikutnya, dan mendesak pemerintahan Trump untuk memulai proses transisi. Pecundang dalam pemilihan ini harus "mengutamakan negara, memberi selamat kepada pemenang dan membantunya untuk mencapai permulaan yang baik masa jabatan baru," tulis senator Tennessee dalam sebuah pernyataan.

Anggota DPR yang mewakili Michigan Fred Upton mengatakan kepada wartawan Jumat, "Saya belum melihat bukti penipuan yang akan membalikkan 150.000 dan beberapa suara" bahwa Biden memimpin Trump di negara bagian asalnya. "Tidak seorang pun menunjukkan bukti apa pun " penipuan di Michigan, kata Upton, sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Sabtu (21/11/2020).

Senator konservatif Alaska Dan Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa Trump memiliki "penghalang tinggi" untuk membuktikan klaimnya bahwa pemilihan itu telah dicuri oleh Partai Demokrat. "Dan mereka harus membuktikannya di pengadilan," kata Sullivan.

Mitt Romney, Senator Utah yang pernah menjadi kritikus Trump, menulis di Twitter Kamis malam bahwa Donald Trump telah gagal membuat "kasus yang bisa dipercaya" tentang kecurangan pemilu yang meluas, dan sekarang berusaha menekan pejabat negara bagian dan lokal untuk membatalkan pemilu. "Sulit membayangkan tindakan yang lebih buruk dan lebih tidak demokratis," tulisnya.

Hingga saat ini, para anggota Partai Republik di Kongres sering mengatakan Trump harus memiliki ruang kebebasan dalam mengejar klaim hukum atas kesalahan dalam pemilu.

Sekarang, ada efek berjenjang yang sedang berlangsung di dalam partai, menurut seorang ahli strategi Republik yang telah menjadi penasihat kampanye selama beberapa tahun.

Kelompok pertama yang "tak pernah jadi orang-orang Trump" meminta Trump untuk mulai menyerahkan kekuasaan kepada Biden segera setelah pemilihan 3 November, kata ahli strategi itu pada Jumat, diikuti oleh "kelompok marginal yang tidak pernah jadi orang-orang Trump" seminggu kemudian.

Mereka sekarang diikuti oleh Partai Republik yang dengan enggan mendukungnya selama empat tahun terakhir, katanya. "Kenyataannya, anggota-anggota Partai Republik seluruhnya berganti halaman" tentang kepresidenan Donald Trump, katanya.

Anggota DPR dari Republik Jim Banks, ketua kelompok besar konservatif, secara tidak langsung mengakui Biden kemungkinan menang, seraya mengatakan kepada wartawan bahwa ia mengharapkan presiden terpilih Demokrat "menjadi bebek lumpuh dari Hari Pertama" di kantor.

Simak video pilihan berikut:

Namun...

Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, memberi isyarat saat berbicara selama debat capres AS 2020 pertama pada Selasa (29/9/2020), di Case Western University dan Cleveland Clinic, Cleveland, Ohio. (Foto AP / Patrick Semansky)
Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, memberi isyarat saat berbicara selama debat capres AS 2020 pertama pada Selasa (29/9/2020), di Case Western University dan Cleveland Clinic, Cleveland, Ohio. (Foto AP / Patrick Semansky)

Namun, sebagian besar anggota Partai Republik di Kongres belum mengakui kemenangan Biden di depan umum.

Sertifikasi resmi hasil pemilu di 50 negara bagian telah bergulir, dan diharapkan menunjukkan bahwa Biden memenangkan sekitar 6 juta suara lebih banyak daripada Trump, dan 306 suara elektoral yang menentukan pemenang, dibandingkan dengan 232 suara elektoral Trump.

Trump kembali bersikeras pada Jumat bahwa dia memenangkan pemilu. Namun sejauh ini, gugatan pengadilan presiden yang menuduh kecurangan telah dihentikan atau gagal menyajikan bukti yang secara signifikan akan memotong kemenangan Biden.

Dua sumber di Partai Republik mengatakan, konferensi pers Kamis yang diselenggarakan pengacara Trump Rudolph Giuliani yang mengajukan serangkaian konspirasi pemilihan yang dilancarkan terhadap Trump, tanpa memberikan bukti apa pun mungkin menjadi titik balik bagi beberapa mantan sekutu, kata dua sumber Republik.

Mereka mencatat kekurangan logika dalam presentasi Giuliani melemahkan argumen presiden, kata dua sumber Republik itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya