Update 22 November: 58 Juta Kasus COVID-19 di Dunia, AS Naik 1 Juta dalam Sepekan

Angka kasus Virus Corona COVID-19 di dunia saat ini adalah 58.463.328.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 22 Nov 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2020, 11:00 WIB
Kasus Corona AS Tembus Angka 6 Juta
Sejumlah petugas keamanan terlihat sedang bertugas di Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 31 Agustus 2020. Jumlah kasus COVID-19 di AS melampaui angka 6 juta pada Senin (31/8), menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (Xinhua/Wang Ying)

Liputan6.com, Jakarta - Angka kasus Virus Corona COVID-19 di dunia saat ini adalah 58.463.328.

Menurut data dari Worldometers, Minggu (22/11/2020), angka kematiannya sudah mencapai 1.385.691 dan yang dinyatakan pulih sejumlah 40.439.276. 

Kasus virus corona baru meningkat di sebagian besar wilayah AS. Seorang ahli mengatakan virus itu menyebar "lebih cepat" daripada sebelumnya. AS melampaui 12 juta kasus virus corona pada hari Sabtu, angka tersebut mengalami lebih dari 1 juta peningkatan kasus dalam waktu kurang dari seminggu. 

Setidaknya 255.414 orang telah meninggal di Amerika Serikat akibat virus corona sejak pandemi dimulai.

Simak video pilihan berikut:

Dirjen WHO Desak Alokasi Vaksin COVID-19 Secara Adil

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Liputan6/AFP)

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak para pemimpin dunia untuk mengalokasikan vaksin virus corona secara adil selama KTT G20 virtual.

"Alokasi vaksin yang adil adalah pusat dari permainan endemik pandemi, dan pemulihan global yang lebih cepat," kata Tedros dalam salinan pidato pembukaannya, yang dirilis oleh WHO seperti dikutip dari CNN

Tedros mengatakan dibutuhkan investasi segera sebesar $ 4,5 miliar untuk vaksin.

KTT Kelompok 20, atau G20, adalah pertemuan para pemimpin dunia untuk membahas masalah internasional.

Tedros mencatat bahwa G20 - yang mewakili dua pertiga dari populasi dunia dan 80% dari ekonomi global - akan memainkan peran penting tidak hanya dalam mengakhiri pandemi virus corona, tetapi juga mencegah pandemi di masa depan.

"Untuk mencegah wabah di masa depan dan dampaknya pada kehidupan, mata pencaharian dan ekonomi, semua negara harus berinvestasi dalam kesiapsiagaan dan jaminan kesehatan universal," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya