Liputan6.com, Tehran - Pejabat tinggi Iran memberikan versi terbaru mengenai pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, yakni Mohsen Fakhrizadeh. Israel dituding menggunakan alat elektronik jarak jauh dalam melakukan eksekusi.
Komentar itu diberikan oleh Ali Shamkhani, sekretaris Supreme National Security Council di Iran.
Advertisement
Baca Juga
"Sayangnya, operasi (Iran) sangatlah rumit dan dilakukan menggunakan alat-alat elektronik," ujar Shamkhani seperti dilansir AP News, Selasa (1/12/2020).
"Tidak ada individu yang hadir di TKP," ujarnya.
Sebelumnya, Iran berkata pembunuhan Fakhrizadeh terjadi akibat tembakan. Sebelum penembakan, ada truk yang meledak. Saluran TV Iran juga sempat mewawancara seseorang yang melihat penembak.
Televisi nasional Iran, Press TV, juga melaporkan pada Senin 30Â November bahwa mereka menemukan sebuah senjata dengan logo dan spesifikasi dari industri militer Israel.
Sementara, saluran TV lain yaitu Al-Alam mengklaim senjata yang digunakan untuk pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh dikendalikan via satelit. Klaim itu juga dibuat kantor berita Fars.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Klaim yang Belum Pasti
Senjata yang digunakan satelit bukanlah hal baru. Contohnya adalah drone jarak jauh yang mengandalkan koneksi satelit untuk kontrol. Senjata seperti turret juga bisa dikendalikan dari jauh.
Israel diketahui menggunakan sistem seperti itu di perbatasan Jalur Gaza.
Namun, versi satelit itu berbeda dari versi truk meledak saat pembunuhan Fakhrizadeh. Muncul pertanyaan apakah truk itu diledakan untuk menghancurkan machine gun yang dikendalikan satelit di dalam kendaraan. Pemerintah Iran masih tidak membahas hal itu.
Ali Shamkhani juga menyalahkan kelompok Mujahedin-e-Khalq (MEK) yang dituduh berperan dalam kejadian ini. Pihak MEK berkata komentar Shamkhani adalah kebohongan.
Advertisement
Pemakaman Fakhrizadeh
Pemakaman Fakhrizadeh dilakukan di luar ruangan. Menteri Pertahanan Iran Jenderal Amir Hatami dan pejabat militer lain ikut datang. Para hadirin terpantau memakai masker.
Ia berkata kematian Fakhrizadeh membuat rakyat Iran lebih bersatu.
"Untuk melanjutkan jalanmu, kita akan melanjutkan dengan lebih cepat dan lebih kuat," ujarnya.
Hatami juga mengkritik negara-negara yang belum mengecam kematian Fakhrizadeh. Sejauh ini, Uni Emirat Arab dan Bahrain telah memberikan kecaman.
Sementara, Kementerian Luar Negeri Israel meminta diplomatnya di seluruh dunia untuk siaga penuh.