Protes Ucapan Seksis, Gubernur Tokyo Yuriko Koike Tak Hadiri Rapat Olimpiade 2021

Ketua Olimpiade Tokyo 2021 berkata omongan perempuan harus dibatasi saat rapat. Gubernur Tokyo yang seorang perempuan mengambil langkah protes.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Feb 2021, 18:05 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2021, 18:05 WIB
Pertaruhan Nasib Olimpiade Tokyo
Pertaruhan Nasib Olimpiade Tokyo (AP)

Liputan6.com, Tokyo - Gubernur Tokyo Yuriko Koike tidak akan menghadiri rapat tentang Olimpiade Tokyo 2021 setelah kepala panitia Yoshiro Mori memberikan ucapan seksis bahwa omongan perempuan saat rapat harus dibatasi supaya tidak lama.

Yoshiro Mori adalah mantan perdana menteri Jepang pada 2000-2001. Ia telah menarik ucapannya yang kontroversial, tetapi polemik masih berlanjut.

Dilaporkan Kyodo, Rabu (10/2/2021), Gubernur Koike berkata mengadakan rapat pada tahap ini tidak akan menghasilkan hal positif.

Pertemuan itu direncanakan berlangsung pada 17 Februari 2021 dan dihadiri Mori dan Menteri Olimpiade Jepang Seiko Hashimoto. Keputusan Keiko berisiko menambah rumit keberlangsungan Olimpiade Tokyo yang tertunda akibat COVID-19.

"(Komentar Mori) membuat semua orang merasa tidak nyaman ketika kita semua berusaha mengatasi pandemi dan bersiap menuju pertandingannya. Saya sangat kecewa sebagai kepala kota tuan rumah," ujar Gubernur Keiko.

Usai Mori memberikan komentar kontroversial, sebanyak 400 relawan Olimpiade menarik diri, selain itu pemerintah metropolitan Tokyo mendapat serbuan lebih dari seribu telepon dan email.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Presentasi Indonesia sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2032 Memuaskan IOC

Cincin Olimpiade Raksasa Mejeng di Tokyo
Kapal tongkang membawa Cincin Olimpiade di Distrik Odaiba, Tokyo, Jepang, Jumat (17/1/2020). Cincin Olimpiade dengan tinggi 15,3 meter dan panjang 32,6 meter tersebut akan berada di sana hingga Olimpiade 2020 berakhir. (AP Photo/Jae C. Hong)

Indonesia semakin serius ingin menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Indonesia mengambil satu langkah maju dengan melakukan pemaparan di hadapan Komisi Future Host IOC pada Rabu (3/2).

Dalam pemaparan kedua ini, Komisi Future Host IOC dipimpin langsung oleh ketuanya, Kristin Kloster Aasen, bersama delapan anggota IOC lain. 

Komite Olimpiade Indonesia mendapat dukungan dari pemangku kepentingan lain mulai dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian BUMN, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, hingga Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)

KOI mengajukan Jakarta sebagai kandidat tuan rumah Olimpiade 2032. Pasalnya Jakarta dan kawasan penunjang di sekitarnya telah terbukti sebagai bagian penting kesuksesan penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games 2018.

“Indonesia 2032 akan menjadi katalisator bagi seluruh generasi, baik dari Indonesia, Asia, maupun dunia, di mana kami dapat menunjukkan bagaimana sebuah kota seperti Jakarta dapat kembali bangkit dengan memanfaatkan teknologi, usaha yang berkelanjutan, serta mempertimbangkan generasi berikutnya melalui tindakan yang kami lakukan hari ini,” kata Okto dalam pemaparan.

3 Pilar

Presentasi Indonesia Sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2032
Presentasi Indonesia Sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2032 (DOK KOI)

Dengan tiga pilar utama, yaitu lingkungan, warisan, dan teknologi, sebagai fokus rencana penyelenggaraan, Indonesia menjanjikan Olimpiade 2032 di Indonesia akan menjadi gelaran dengan emisi nol karena akan memanfaatkan kemajuan teknologi, seperti pemakaian kendaraan listrik untuk sistem transportasi, baik publik maupun pribadi, di Jakarta, dan semua pengembangan ini akan menjadi warisan yang ditinggalkan oleh penyelenggaraan Olimpiade 2032.

Pemaparan tersebut juga menampilkan video dari Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani.

Setelah mendengarkan pemaparan dari Indonesia, para anggota IOC menyambut dengan antusias. Aasen mengatakan pemaparan tersebut sangat meyakinkan karena mendapatkan dukungan kuat dari seluruh pemangku kepentingan. Anggota IOC lainnya, Kolinda Grabar-Kitarovic dari Kroasia menyebut slogan Gravity of Asia sangat menarik dan ingin melihat bagaimana Indonesia melibatkan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara dalam pelaksanaan Olimpiade 2032. 

Sementara itu, anggota IOC yang juga perwakilan dari Komite Paralimpik Internasional (IPC), Andrew Parson, juga memberi masukan agar Indonesia dapat memasukkan aspek manusia dalam presentasi berikutnya, serta lebih menjelaskan secara detil tentang warisan sosial, terutama untuk generasi muda.

“Kami sangat gembira melihat antusiasme dari anggota Komisi Future Host IOC. Mereka melihat Indonesia sangat serius dalam mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, dan ini adalah sinyal positif. Kami akan membahas masukan-masukan berharga dari anggota komisi untuk dimasukkan dalam pemaparan berikutnya,” kata Okto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya