Liputan6.com, Lyon - Interpol merilis laporan mengenai temuan ribuan vaksin COVID-19 palsu China dan Afrika Selatan. Di China, setidaknya ada 3.000 vaksin abal-abal yang ditemukan.Â
Kasus serupa terjadi di Afrika Selatan. Ada 2.400 dosis vaksin COVID-19 palsu yang ditemukan polisi. Vaksin-vaksin itu disimpan di sebuah gudang di Guateng.
Advertisement
Baca Juga
Dilaporkan BBC, Kamis (4/3/2021), Interpol berkata pelaku di Afrika Selatan juga melibatkan warga China. Tiga warga China ditahan bersama seorang warga Zambia.Â
Penangkapan sindikat vaksin COVID-19 palsu itu diungkap oleh Interpol. Dijelaskan bahwa vaksin COVID-19 tidaklah dijual secara online.Â
"Vaksin yang diiklankan pada situs-situs atau dark web tidaklah asli, tidak teruji, dan kemungkinan berbahaya," ujar Interpol.Â
Â
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.</p
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
China Ikut Buru Vaksin Palsu
Interpol berkata temuan vaksin COVID-19 palsu di China dan Afrika Selatan hanyalah puncak dari gunung es. Lembaga yang bermarkas di Prancis itu berjanji akan terus melakkan investigasi.
Semenara, juru bicara Kementerian Keamanan Publik China berkata siap terus bekerja sama dengan Interpol untuk memburu sindikat vaksin palsu.
Kepolisian China juga sedang melakukan operasi dengan sasaran membongkar kejahatan-kejahatan terkait vaksin
"Pemerintah China menaruh kepentingan besar terkait keamanan vaksin," ujarnya seperti dikutip situs Interpol.
"Kami akan memperkuat kerja sama konstruktif dengan Interpol dan lembaga-lembaga penegak hukum dari negara-negara lain agar secara efektif mencegah kejahatan-kejahatan tersebut.
Advertisement
Interpol Siap Bantu
Pihak Interpol berkata siap membantu berbagai negara untuk menghentikan kejahatan vaksin palsu. Pimpinan Interpol berkata kejahatan terkait vaksin bisa terjadi secara online maupun offline.
"Interpol terus menyediakan bantuan penuh kita kepada otoritas-otoritas nasional yang bekerja untuk melindungi kesehatan dan keselamatan rakyat-rakyat mereka," ujar Sekjen Interpol, Jürgen Stock.
"Penangkapan-penangkapan yang terjadi menggarisbawahi peran unik dari Interpol dalam mengumpulkan pemain-pemain kunci dari sektor publik dan swasta untuk melindungi keselamatan publik," lanjutnya.
Interpol mengaku telah mendapat laporan-laporan lain terkait vaksin COVID-19 palsu yang menargetkan panti jompo (nursing home).
Interpol lantas menjelaskan bahwa orang-orang yang nekat membeli vaksin palsu sama saja memberikan uang mereka ke organisasi kriminal.
Infografis COVID-19:
Advertisement