2 Hari Usai Disuntik Vaksin Sinovac, Lansia di Hong Kong Meninggal

Lansia berusia 63 tahun di Hong Kong meninggal dua hari usai disuntik vaksin Sinovac. Otoritas kesehatan menginvestigasi penyebabnya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Mar 2021, 10:17 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2021, 07:30 WIB
Pabrik Vaksin COVID-19 Sinovac di Beijing
Seorang pekerja melewati logo di luar pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9/2020). Perusahaan farmasi China, Sinovac mengatakan vaksin virus corona yang dikembangkannya akan siap didistribusikan ke seluruh dunia, termasuk AS, pada awal 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Hong Kong - Departemen Kesehatan Hong Kong melaporkan ada lansia berusia 63 tahun yang meninggal dunia pada dua hari usai disuntik vaksin Sinovac. Penyebab kematiannya masih diinvestigasi.

Dilaporkan South China Morning Post, Kamis (4/3/2021), lansia itu mendapat suntikan Sinovac pada 26 Februari lalu. Ia juga disebut menderita penyakit jantung koroner.

Lansia itu kemudian dibawa ke Queen Elizabeth Hospital pada Minggu 28 Februari karena mengalami masalah pernapasan. Tak lama kemudian, ia terkena henti jantung dan meninggal di hari yang sama.

Ketika tiba di rumah sakit, personel kesehatan tidak fokus pada vaksinasi, sebab kondisi pasien memburuk. Deputy chief executive Queen Elizabeth Hospital, Dr Johnny Chan Wai-man, berkata tak ada kondisi dari pasien itu yang terkait vaksinasi.

Otoritas kesehatan Hong Kong berkata belum ada kepastian apakah kasus itu terkait Sinovac. Laporan detail mengenai kasus ini akan segera dikirim ke komite kesehatan di Hong Kong.

 

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Punya Kolesterol Tinggi dan Kebiasaan Merokok

Pabrik Vaksin COVID-19 Sinovac di Beijing
Vaksin SARS CoV-2 untuk COVID-19 ditampilkan selama tur pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9/2020). Perusahaan farmasi China, Sinovac mengatakan vaksin virus corona yang dikembangkannya akan siap didistribusikan ke seluruh dunia, termasuk AS, pada awal 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Profesor David Hui Shu-cheong dari Chinese University berkata belum ada kesimpulan terkait kematian pasien tersebut. Ia menjelaskan bahwa pasien itu menderita empat faktor risiko dari penyakit jantung koroner.

Ia juga memiliki kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan level glukosa yang tinggi di darah. Faktor-faktor itu mengancam kesehatan, meski tanpa vaksin.

Meski demikian, tingkat glukoas pasien yang meninggal itu normal ketika dibawa ke UGD.

"Jika (diabetesnya) terkonol, maka tidak ada masalah dengan vaksinasi," ujar Hui yang juga menjadi penasihat pemerintah selama pandemi.

Vaksinasi Terus Berlanjut

Pabrik Vaksin COVID-19 Sinovac di Beijing
Seorang pekerja berada di dalam laboratorium di pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9/2020). Perusahaan farmasi China, Sinovac mengatakan vaksin virus corona yang dikembangkannya akan siap didistribusikan ke seluruh dunia, termasuk AS, pada awal 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Pejabat tinggi Center for Health Protection, Dr. Ronald Lam Man-kin, menegaskan masih terlalu dini untuk menyimpulkan ada keterkaitan antara kasus kematian ini dengan vaksinasi.

"Sebuah program vaksinasi tidak bisa disetop begitu saja sebelum ditemukan adanya hubungan kausal," ujar Lam.

Vaksin Sinovac adalah salah satu vaksin yang digunakan Hong Kong. Vaksin lain yang dipakai aalah Sinovac.

Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, turut disuntik dengan Sinovac.

Infografis COVID-19:

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya