WHO Bersama Regulator Obat Inggris Tinjau Vaksin AstraZeneca, Ini Hasilnya

Regulator obat-obatan Inggris dan WHO menyampaikan laporan peninjauan vaksin COVID-19 AstraZeneca.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Mar 2021, 17:09 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2021, 17:09 WIB
Melihat Petugas Medis di Korea Selatan Latihan Suntik Vaksin COVID-19
Botol kosong vaksin COVID-19 AstraZeneca terlihat selama sesi pelatihan cara memberikan suntikan vaksin COVID-19 di Asosiasi Perawat Korea di Seoul, Korea Selatan (17/2/2021). Korsel berencana memulai inokulasi virus COVID-19 dengan vaksin AstraZeneca pada 26 Februari. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, London - Pakar keamanan vaksin dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertemu pada Selasa (16/3/2021) untuk meninjau vaksin produksi AstraZeneca, setelah beberapa negara Eropa menangguhkan penggunaannya. Ada sejumlah kasus pembekuan darah di Eropa yang dilaporkan setelah vaksin diberikan.

Regulator obat-obatan Inggris dan WHO mengatakan tidak ada bukti terkait pembekuan darah tersebut dari vaksin AstraZeneca, seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (16/3/2021).

European Medicines Agency (EMA) - regulator obat-obatan Uni Eropa - juga mengadakan pertemuan pada hari yang sama membahas masalah ini. Kemudian, badan itu dijadwalkan akan mengeluarkan keputusannya tentang penggunaan lanjutan vaksinasi AstraZeneca pada Kamis 18 Maret.

Sekitar 17 juta orang di UE dan Inggris telah menerima satu dosis vaksin, dengan kurang dari 40 kasus pembekuan darah yang dilaporkan hingga pekan lalu, kata AstraZeneca.

Saksikan Video Berikut Ini:


Penangguhan Vaksin AstraZeneca Oleh Sejumlah Negara

FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Sejumlah negara Eropa yang sementara menangguhkan penggunaan vaksin, termasuk Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol.

Negara lain, termasuk Austria, telah menghentikan penggunaan batch obat tertentu sebagai tindakan pencegahan.

Namun, Belgia, Polandia, Republik Ceko dan Ukraina mengatakan mereka akan terus memberikan vaksin AstraZeneca pada warganya.

Dan di Thailand, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha menjadi orang pertama di negara itu yang menerima inokulasi AstraZeneca.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya