Sedang Persiapkan Diri untuk Olimpiade, Peselancar Ini Tewas Tersambar Petir

Liputan6.com, San Salvador - Katherine Diaz, seorang peselancar yang akan berkompetisi pada Olimpiade di Tokyo tahun ini, meninggal di usia 22 tahun setelah disambar oleh petir di pantai El Tunco El Salvador.

Dikutip dari news.com.au, Selasa (23/3/2021), Katherine dimakamkan selama akhir pekan di mana teluarga dan teman-temannya meletakkan bunga di dekat peti mati dan papan selancar yang ia gunakan saat ia disambar petir.

Pada saat ia meninggal, paman dari peselancar muda, Beto Diaz, sedang bersamanya di pantai.

Beto mengatakan bahwa keponakannya baru saja pulang dari Meksiko setelah mengejar penerbangan awal dan memutuskan untuk memanfaatkan waktunya untuk berselancar.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak video pilihan di bawah ini:

Beto juga mengatakan bahwa Katherine melihat temannya saat ia berjalan ke pasir untuk menyambutnya. "Katherine datang untuk memeluknya, begitu dia selesai memeluknya, suaranya terdengar," jelas Beto. "Teman itu terlempar karena kekuatan sambaran petir juga."

"Katherine meninggal seketika itu juga."

Adik dari Katherine yang berbicara di pemakamannya, Erika, mengatakan bahwa ia sangat dekat dengan kakaknya.

"Kami sangat dekat," jelasnya.

"Katherine adalah seorang gadis yang penuh energi, dengan semangat bebas yang membuat setiap hari terasa berharga. Sayangnya dia meninggalkan kami. Dia meninggal karena melakukan apa yang paling dia sukai, pada gelombang favoritnya."

Selain peselancar, Katherine juga bekerja sebagai koki. Ia sedang mengikuti pelatihan untuk kompetisi global yang akan diadakan di El Salvador yang menjadi ajang kualifikasi terakhir sebelum debutnya di Olimpiade tahun ini.

"Saya baru tahu tentang kematian peselancar El Salvador Katherine Diaz," kata Yamil Bukele, presiden Institut Olahraga Salvador.

"Saya sangat menyesal atas kematian ini dan saya bergabung dengan rasa sakit untuk keluarganya. Solidaritas kami dengan 'el Bamba' dan keluarga selancar. Damai bagi jiwamu."

Reporter: Paquita Gadin