Liputan6.com, Fayette - Joseph Smith, pendiri Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir mengorganisasikan Gereja Kristus selama pertemuan dengan sekelompok orang terpercaya di Fayette, New York, Amerika Serikat (AS) pada 6 April 1830.
Dikutip dari History, Senin (5/4/2021), Smith dilahirkan di Vermont pada tahun 1805. Ia mengaku pada tahun 1823, ia dikunjungi oleh malaikat bernama Moroni yang berbicara padanya tentang teks Ibrani kuno yang hilang selama 1.500 tahun.
Teks suci tersebut konon dikuir di atas emas oleh seorang sejarawan Pribumi Amerika pada abad keempat yang menceritakan kisah bangsa Israel yang pernah tinggal di Amerika pada zaman kuno.
Advertisement
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Menetap di Great Salt Lake
Selama enam tahun berikutnya, Smith mendiktekan terjemahan bahasa Inggris dari teks tersebut kepada istri dan juru tulsi lainnya dan pada 1830, Kitab Mormon diterbitkan. Pada tahun yang sama, Smith juga mendirikan Gereja Kristus yang kemudian dikenal sebagai Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
Agama tersebut dengan cepat memperoleh banyak jamaat dan Smith mendirikan komunitas Mormon di Ohio, Missouri, dan Illinois. Namun, ia juga dikritik keras karena praktiknya yang tidak ortodoks seperti poligami.
Pada 27 Juni 1844, Smith dan saudara laki-lakinya dibunuh di sel penjara oleh gerombolan anri-Mormon di Carthage, Illinois, AS.
Dua tahun kemudian, penerus Smith, Brigham Young, memimpin eksodus Mormon yang dianiyaya dari Nauvoo, Illinois, di sepanjang jalur kereta barat untuk mencari kebebasan beragama dan politik.
Pada Juli 1847, 148 pelopor Mormon awal mencapai Great Salt Lake di Utah dan Young mengatakan bahwa tempat itulah tempat mereka dan puluhan ribu Mormon lainnya akan menetap.
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement