Liputan6.com, London - Percepatan vaksinasi COVID-19 di Inggris mencegah 10.000 lebih kematian orang-orang yang berusia di atas 60 tahun hingga akhir Maret, menurut analisis Public Health England (PHE).
Inggris mengalami puncak infeksi, rawat inap dan kematian pada Januari, akan tetapi jumlah tersebut akan lebih buruk tanpa percepatan program vaksinasi, yang dimulai sejak 8 Desember, menurut riset sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Sabtu (10/4/2021).
Advertisement
Baca Juga
Lebih dari 15 juta dosis vaksin telah disuntikkan pada orang dewasa berusia 60 tahun ke atas di Inggris sampai akhir Maret, mencegah sekitar 10.400 kematian, yang sebagian besar berusia 80 tahun ke atas, demikian PHE.
Analisis itu membandingkan jumlah kematian yang dilaporkan hingga periode Maret dengan jumlah yang diperkirakan jikalau vaksin tidak diberikan pada saat itu.
Hampir 127.000 orang meninggal dalam 28 hari setelah terbukti positif COVID-19 di Kerajaan Inggris.
Kampanye vaksinasi COVID dipercepat pada Maret. Sebanyak 31,8 juta orang di seluruh Kerajaan Inggris telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sedangkan 6,1 juta orang telah disuntikkan dosis kedua.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak video pilihan berikut:
Update Covid-19 di Dunia 9 April 2021
Kasus COVID-19 di seluruh dunia mencapai 133,7 juta kasus pada Jumat (9/4/2021). Kasus di Prancis sudah genap 5 juta.
Berdasarkan Johns Hopkins University, berikut lima negara dengan kasus COVID-19 tertinggi:
1. Amerika Serikat: 30,9 juta kasus
2. Brasil: 13,2 juta
3. India: 12,9 juta
4. Prancis: 5 juta
5. Rusia: 4,5 juta
Kasus di Prancis tampak mengalami lonjakan pada tujuh hari terakhir. Yang tertinggi pada 4 April kemarin.
India turut mengalami lonjakan yang sangat tinggi. Akibatnya, Selandia Baru melarang kedatangan warga dari India. Pengiriman vaksin dari India pun mengalami hambatan, sebab negara itu adalah tempat produksi vaksin AstraZeneca.
Kasus COVID-19 di China masih berada di angka 101 ribu. Pada Kamis (8/4), seorang pejabat Partai Komunis China dipecat karena dianggap tidak kapabel mencegah penyebaran di kota perbatasan Myanmar.
Advertisement