Liputan6.com, Beijing - Bagian terbesar dari roket yang mengangkut modul utama dari stasiun antariksa China ke dalam orbit diperkirakan akan jatuh ke Bumi pada Sabtu (8/5), demikian dilaporkan oleh kantor berita Associated Press (AP).
Meski demikian, lokasi jatuhnya puing roket itu tidak jelas, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (7/5/2021).
Baca Juga
Bagian roket seperti itu, tingkat pertama yang biasanya dilepaskan setelah peluncuran, dan masuk kembali tidak lama setelah lepas landas.
Advertisement
Juga hal ini biasanya diatur sedemikian sehingga jatuh di daerah perairan, dan tidak melakukan orbit sebagaimana yang terjadi pada bagian roket ini.
Badan Antariksa China masih harus memberitahukan apakah bagian roket dari roket raksasa Long March 5B ini terkendali atau akan jatuh ke bumi tanpa kendali.
Mei lalu, sebuah roket China lainnya jatuh tanpa kendali ke Samudra Atlantik di lepas pantai Afrika Barat.
Rincian dari bagian roket ini dan kintasannya tidak diketahui karena pemerintah China belum secara publik memberitahukan jadwal re-entry atau masuk ke atmosfer Bumi.
Telepon ke Badan Antariksa Nasional China tidak dijawab pada Rabu (5/5), yang kebetulan hari libur.
Saksikan Video Berikut Ini:
Prediksi Hancur di Atmosfer
Namun, harian Global Times, yang diterbitkan oleh Partai Komunis China mengatakan, tubuh roket yang terbuat dari aluminium tipis ini akan secara mudah terbakar ketika masuk ke atmosfer, sehingga tidak membahayakan untuk orang di Bumi.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menduga tubuh roket ini akan jatuh ke Bumi pada Sabtu (8/5).
“Di mana jatuhnya tidak bisa dipastikan sampai beberapa jam sebelum re-entry atau sebelum masuk ke atmosfer Bumi,” kata Pentagon pada Selasa (4/5).
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, Kamis (6/5), mengatakan, pihak militer Amerika tidak punya rencana untuk menembak jatuh tubuh roket itu.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada jumpa pers pada Rabu (5/5) mengatakan, Komando Antariksa Amerika tahu dan melacak lokasi roket China ini.
Organisasi nirlaba, Aerospace Corporation, mengantisipasi kepingan tubuh roket ini akan jatuh di Pasifik dekat khatulistiwa setelah melewati kota-kota di pesisir timur Amerika. Orbitnya melintasi sebuah jalur dari planet bumi mulai dari Selandia Baru sampai ke Newfoundland.
Advertisement