Liputan6.com, Singapura - Singapura pada Rabu 30Â Juni 2021 mengumumkan tindakan perbatasan yang lebih ketat untuk pelancong dari Australia. Langkah itu diambil karena peningkatan jumlah kasus COVID-19 di negara tersebut.
Dalam rilis media, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) juga mengatakan bahwa pelancong dari Provinsi Guangdong di China tidak perlu menjalani karantina mandiri jika mereka dinyatakan negatif COVID-19 pada saat kedatangan.
Mulai pukul 23.59 pada 2 Juli mendatang, warga Singapura, penduduk tetap, dan pemegang izin jangka panjang yang memiliki riwayat perjalanan dari Australia dalam 21 hari terakhir sebelum keberangkatan ke Singapura harus melakukan tes PCR saat tiba.
Advertisement
Mereka kemudian harus menjalani karantina mandiri di rumah mereka selama tujuh hari, dan menjalani tes PCR lainnya sebelum akhir periode karantina.
Pelancong jangka pendek yang memegang Air Travel Pass (ATP) dengan riwayat perjalanan ke Australia dalam 21 hari terakhir sebelum keberangkatan ke Singapura tidak akan diizinkan memasuki Singapura, kata MOH.
Langkah-langkah ini diambil untuk pelancong dari Australia "mengingat peningkatan jumlah kasus COVID-19 di sana", jelas MOH, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (30/6/2021).
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Australia Lockdown 4 Kota
Empat kota di Australia saat ini dalam pemberlakuan lockdown untuk mengekang penyebaran COVID-19.
Di bawah tindakan saat ini, pelancong jangka pendek yang memegang ATP dengan riwayat perjalanan ke New South Wales dalam 21 hari terakhir tidak diizinkan memasuki Singapura.
Warga Singapura, penduduk tetap, dan pemegang izin jangka panjang yang telah melakukan perjalanan ke New South Wales dalam tiga minggu terakhir juga akan diminta menjalani karantina selama tujuh hari di tempat tinggal mereka setibanya di Singapura.
Langkah-langkah, yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Singapura pada 24 Juni, disebabkan oleh peningkatan kasus COVID-19 di New South Wales.
"Seiring dengan perkembangan situasi global, kami akan terus menyesuaikan langkah-langkah perbatasan kami untuk mengelola risiko kasus impor dan transmisi ke masyarakat," kata kementerian itu.
Advertisement