4 Orang Terduga Pembunuh Presiden Haiti Jovenel Moise Tewas Ditembak Polisi

Presiden Haiti Jovenel Moise terbunuh, tetapi First Lady Martine Moise selamat dan telah diterbangkan ke Florida di mana dia menerima perawatan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Jul 2021, 13:03 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2021, 13:03 WIB
Suasana Rumah Sakit Tempat Ibu Negara Haiti Dirawat Usai Ditembak di Rumahnya
Sebuah kendaraan darurat diparkir di pintu masuk Ryder Trauma Center tempat Ibu Negara Haiti Martine Moise dirawat di Miami, Rabu (7/7/2021). Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh dan istrinya terluka dalam aksi penyerangan di kediaman pribadinya pada Rabu dini hari. (CHANDAN KHANNA/AFP)

Liputan6.com, Port-au-Prince - Empat orang yang diduga membunuh Presiden Haiti Jovenel Moise tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan, kata polisi.

Dua lainnya telah ditahan, sementara petugas masih dalam proses pencarian beberapa tersangka yang tersisa di ibukota negara Port-au-Prince, Haiti.

"Mereka akan dibunuh atau ditangkap," kata kepala polisi Leon Charles, demikian dikutip dari laman BBC, Kamis (8/7/2021).

Moise (53) tewas ditembak dan istrinya terluka ketika penyerang menyerbu rumah mereka pada Rabu (7/7) pagi.

Orang-orang bersenjata tak dikenal memasuki kediaman pribadi di Port-au-Prince pada pukul 01:00 waktu setempat.

Moise terbunuh, tetapi First Lady Martine Moise selamat dan telah diterbangkan ke Florida di mana dia menerima perawatan.

Dia dilaporkan dalam kondisi stabil tetapi kritis.

"Empat tentara bayaran tewas dan dua dicegat di bawah kendali kami," kata Charles dalam pernyataan yang disiarkan televisi Rabu malam.

"Tiga polisi Haiti yang disandera telah ditemukan."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Keadaan Darurat di Haiti

Suasana Rumah Presiden Haiti yang Tewas Ditembak
Tentara berpatroli di Petion Ville, lingkungan tempat mendiang Presiden Haiti Jovenel Moise tinggal di Port-au-Prince, Haiti, Rabu (7/7/2021). Beberapa penyerang berbicara dalam bahasa Spanyol tetapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. (AP Photo/Joseph Odelyn)

"Kami memblokir [para tersangka] dalam perjalanan saat mereka meninggalkan TKP," tambahnya.

"Sejak itu, kami bertarung dengan mereka."

Berbicara setelah pembunuhan itu, Perdana Menteri sementara Claude Joseph menyerukan ketenangan dan menyatakan keadaan darurat nasional.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya