Gedung Putih: AS Sudah Evakuasi 100 Ribu Orang dari Afghanistan Sejak 14 Agustus 2021

AS telah mengevakuasi lebih dari 100.000 orang dari Afghanistan sejak 14 Agustus 2021.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Agu 2021, 10:57 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2021, 10:57 WIB
Antrean Warga Afghanistan untuk Kabur dengan Pesawat AS
Orang-orang Afghanistan mengantre dan menaiki pesawat militer AS untuk meninggalkan Afghanistan, di bandara militer di Kabul, Kamis (19/8/2021). Ribuan orang berlomba-lomba melarikan diri dari Afghanistan setelah pasukan Taliban berhasil merebut pemerintahan negara itu. (Shakib RAHMANI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Gedung Putih mengatakan bahwa Amerika Serikat telah mengevakuasi lebih dari 100.000 orang dari Afghanistan sejak 14 Agustus 2021.

"Sejak 14 Agustus, AS telah mengevakuasi dan memfasilitasi evakuasi sekitar 100.100 orang," kata Gedung Putih dalam pernyataannya, seperti dikutip dari AFP, Jumat (27/8/2021).

Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah insiden bom bunuh diri ISIS di luar bandara Kabul, menewaskan puluhan orang, termasuk 13 tentara AS.

"Sekitar 7.500 orang dievakuasi dari Kabul dalam 12 jam pada Kamis (26/8)," terang Gedung Putih.

Jumlah ini merupakan hasil dari 14 penerbangan militer AS yang membawa sekitar 5.100 pengungsi dan 39 penerbangan koalisi yang membawa 2.400 orang, tambah Gedung Putih.

Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Kamis (26/8) bahwa upaya evakuasi di Afghanistan akan dilanjutkan dan berakhir sesuai yang dijadwalkan, yaitu pada 31 Agustus 2021.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bom Bunuh Diri di Luar Bandara Kabul Tewaskan 13 Tentara AS

Ledakan Bom Bunuh Diri Terjadi di Luar Bandara Kabul
Pesawat-pesawat diparkir di landasan setelah ledakan mematikan di luar bandara di Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8/2021). Taliban menyebut ledakan itu terjadi di wilayah yang dikendalikan militer Amerika Serikat. (AP Photo/Wali Sabawoon)

Dalam laporan AFP sebelumnya, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan bom bunuh diri di luar bandara Kabul menewaskan antara 13 dan 20 orang, dan 52orang terluka.

Seorang pejabat kesehatan di pemerintahan Afghanistan menyebut jumlah korban jiwa kemungkinan bisa meningkat menjadi 60 orang.

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

Dalam pernyataan luasnya ke media AS, Biden menyebutkan bahwa peristiwa bom bunuh diri itu merupakan hari terburuk untuk militer AS di Afghanistan sejak 2011.

Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayarnya" kata Biden, terkait insiden bom bunuh diri di luar bandara Kabul, yang menewaskan 13 anggota pasukan AS.

"Saya bertanggung jawab secara fundamental atas semua yang terjadi akhir-akhir ini," ungkap Biden, saat ditanya soal responsnya terhadap kematian para anggota pasukan AS tersebut.

Jenderal Kenneth McKenzie, kepala Komando Pusat AS, awalnya mengatakan 12 tentara AS tewas. Tetapi seorang tentara lain kemudian meninggal dunia dan tentara lainnya yang terluka mencapai 18 orang. 

Serupa dengan pernyataan Biden, McKenzie juga mengatakan bahwa proses evakuasi masih akan berlanjut di Afghanistan setelah ledakan itu.

"ISIS tidak akan menghalangi kami untuk menyelesaikan misi tersebut," ujarnya.

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19
Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya