Liputan6.com, Washington, DC - Gedung Putih enggan berkomentar banyak terkait kabar Direktur CIA William Burns yang berada di Afghanistan. Burns disebut menemui tokoh pimpinan Taliban di Kabul.Â
Kabar itu bocor ke media-media Amerika Serikat. The Washington Post berkata Bill Burns bertemu Abdul Ghani Baradar yang dipandang sebagai pemimpin de facto Taliban.Â
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Ketika ditanya mengenai apa yang dilakukan direktur CIA di Afghanistan, serta berapa lama Burns akan berada di Kabul, pihak Gedung Putih memilih hemat bicara.
"Saya memahami pertanyaan Anda. Saya mengarahkan Anda ke CIA terkait pertanyaan yang spesifik atau perannya (Bill Burns)," ujar juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada Selasa (24/8).
Saat ada jurnalis yang bertanya lebih lanjut, Psaki berkata tak mau lagi menjawab topik tersebut.
"Saya tidak akan menerima ini lagi," ujarnya. Jen Psaki menyebut AS memang punya kontak dengan Taliban yang saat ini berkuasa di Afghanistan. Diskusi CIA dengan Taliban lantas dianggap suatu keperluan, dan Psaki menyuruh jurnalis bertanya langsung ke CIA.
"Itulah pekerjaan dari tim keamanan nasional kita, tetapi mengenai detail-detail tentang CIA, saya mengarahkan Anda ke CIA," ujarnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Joe Biden Tak Akan Percaya Omongan Taliban
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berkata negaranya sudah on the track dalam proses evakuasi udara agar selesai pada 31 Agustus 2021.
"Kita saat ini melangkah agar selesai pada 31 Agustus. Lebih cepat kita selesaikan, lebih baik," kata Presiden Joe Biden dalam konferensi pers yang ditayangkan TV nasional AS, dikutip Rabu (25/8).Â
Namun, Joe Biden telah bicara kepada Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri AS agar waktunya disesuaikan bila diperlukan.Â
Biden juga berharap Taliban dapat kooperatif untuk mengizinkan warga AS mengakses bandara.Â
Terkait pemerintahan, Joe Biden menyebut AS dan para lembaga internasional, seperti PBB, Uni Eropa, dan NATO, telah sepakat bahwa tidak akan percaya omongan Taliban. Biden ingin bukti agar Afghanistan tak menjadi sarang teroris.Â
"Kami sepakat bahwa tak ada dari kami yang mempercayai janji Taliban. Kami akan menilai mereka berdasarkan tindakan-tindakan mereka," ujar Presiden Biden.
Advertisement