Pasien COVID-19 di RS New South Wales Australia Diprediksi Memuncak pada Oktober 2021

Negara bagian Australia diperkirakan mencapai puncak keterisian rumah sakit pada Oktober mendatang.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 30 Agu 2021, 14:36 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2021, 14:25 WIB
Demo Anti-Lockdown di Melbourne Ricuh
Ratusan pengunjuk rasa berbaris di jalan selama protes anti-lockdown di Melbourne, Australia, Sabtu (21/8/2021). Para pengunjuk rasa berunjuk rasa menentang pembatasan pemerintah yang ditempatkan dalam upaya mengurangi wabah COVID-19. (James Ross/AAP Image via AP)

Liputan6.com, Sydney - Negara bagian terpadat di Australia, New South Wales, pusat penyebaran COVID-19 saat ini, akan mencapai puncak rawat inap perawatan intensif pada Oktober karena kasus yang menumpuk, di tengah pelaporan rekor kenaikan harian infeksi baru pada Senin (30/8/2021). 

New South Wales mengumumkan rekor 1.290 kasus baru ketika negara itu berjuang untuk menahan varian Delta yang sangat menular dari virus corona.

Melansir Channel News Asia, Senin (30/8/2021), Perdana Menteri Gladys Berejiklian mengatakan negara bagian sedang mempersiapkan rawat inap tambahan karena kasus yang menumpuk.

"Kami mengantisipasi bahwa bulan terburuk, waktu terburuk untuk unit perawatan intensif kami adalah pada Oktober," kata Berejiklian di ibukota negara bagian Sydney.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lockdown Ketat

FOTO: Aktivitas Warga Melbourne Saat Lockdown karena COVID-19
Warga mengantre di stasiun pengujian COVID-19 di Melbourne, Australia, Kamis (19/8/2021). Melbourne melewati 200 hari dalam lockdown keras sejak dimulainya pandemi COVID-19. (William WEST/AFP)

Secara nasional, ada rekor 1.375 kasus COVID-19 baru yang dilaporkan.

Australia telah menggunakan sistem penguncian dan karantina yang ketat untuk menjaga infeksi virus corona dan tingkat kematian lebih rendah daripada di sebagian besar negara yang sebanding, namun varian Delta sekarang ikut menekan layanan kesehatan.

Lebih dari 33 persen dari mereka yang berusia 16 dan lebih tua telah menerima dua dosis vaksin, jauh di bawah negara-negara yang paling sebanding, menurut data pemerintah.

Penundaan itu sebagian karena perubahan saran kesehatan mengenai penggunaan vaksin AstraZeneca, yang akan menjadi tulang punggung program imunisasi negara, setelah kasus pembekuan darah yang jarang terjadi di antara beberapa penerima.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya