Syed Ali Geelani Tokoh Perlawanan Kashmir Meninggal, Komunikasi Diblokir-Polisi Bersenjata Dikerahkan

Syed Ali Geelani meninggal, sejumlah warga Kashmir berkumpul di rumah untuk berkabung.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Sep 2021, 12:57 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2021, 12:57 WIB
Syed Ali Shah Geelani, ikon perjuangan wilayah Kashmir yang disengketakan dalam melawan pemerintah India, meninggal dunia dalam usia 92 tahun, Rabu malam, 1 September 2021. (Foto: SAJJAD HUSSAIN / AFP)
Syed Ali Shah Geelani, ikon perjuangan wilayah Kashmir yang disengketakan dalam melawan pemerintah India, meninggal dunia dalam usia 92 tahun, Rabu malam, 1 September 2021. (Foto: SAJJAD HUSSAIN / AFP)

Liputan6.com, Kashmir - Syed Ali Geelani meninggal dunia. Ikon perjuangan wilayah Kashmir yang disengketakan dalam melawan pemerintah India dan pemimpin separatis terkemuka yang menjadi lambang pembangkangan daerah itu terhadap New Delhi, mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu 1 September 2021 malam dalam usia 92 tahun.

"Geelani meninggal dengan dikelilingi anggota keluarganya di kediamannya di Srinagar, kota utama di Kashmir," kata seorang pembantu dan kerabatnya kepada Associated Press mengutip VOA Indonesia, Jumat (3/9/2021).

Tidak lama setelah kabar itu tersiar, sejumlah warga Kashmir berkumpul di rumahnya di kawasan Hyderpora, untuk berkabung atas meninggalnya Geelani, yang pada dekade terakhir hidupnya lebih banyak berada dalam tahanan rumah dan menderita berbagai penyakit.

Pihak berwenang mengumumkan pemblokiran komunikasi dan restriksi pergerakan publik, suatu taktik umum yang digunakan para pejabat India dalam mengantisipasi protes anti-India. Mereka segera mengerahkan banyak polisi bersenjata dan tentara di berbagai penjuru Lembah Kashmir untuk mencegah orang-orang mengikuti acara pemakaman Geelani.

Geelani adalah seorang ideolog dan pendukung kuat penyatuan Kashmir dengan Pakistan. Selama bertahun-tahun, ia telah berulang kali menolak pembicaraan dengan New Delhi, seraya menegaskan bahwa “India tidak dapat dipercaya kecuali jika India menyebut Kashmir sebagai wilayah sengketa, mendemiliterisasi wilayah itu dan membebaskan tahanan politik untuk dapat mengadakan dialog bermakna.”

Sikap ini ditolak mentah-mentah oleh pemerintah India, dan ia kerap disebut sebagai politisi garis keras.

Syed Ali Geelani, seorang penulis Islamis dan orator yang berapi-api, memulai kariernya sebagai guru dan kemudian bergabung dengan partai politik dan keagamaan terbesar di Kashmir, Jamat-e-Islami, pada tahun 1950-an. Ia tiga kali mengikuti pemilihan pemerintah lokal tetapi mengundurkan diri sebagai anggota parlemen untuk bergabung dengan kampanye anti-India pada akhir 1980an, dan menjadi wajah perlawanan Kashmir hingga kematiannya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sengketa di Kashmir

Ilustrasi pasukan militer India di Kashmir (Tauseef Mustafa / AFP)
Ilustrasi pasukan militer India di Kashmir (Tauseef Mustafa / AFP)

Kashmir lebih banyak dikenal karena konflik di sana sejak 1947, sewaktu pemerintah Inggris yang berkuasa di anak benua itu membagi wilayah tersebut antara India dan Pakistan. Kedua negara sama-sama mengklaim kawasan itu secara keseluruhan dan telah terlibat dalam dua perang untuk memperebutkan Kashmir.

Kemarahan Kashmir pada pemerintah India telah lama bergelora. Setelah serangkaian kesalahan politik, ingkar janji dan tindakan keras India terhadap pembangkang, para aktivis Kashmir meluncurkan pemberontakan bersenjata penuh terhadap pemerintah India pada tahun 1989.

India menyebut pemberontakan bersenjata itu sebagai perang proksi Islamabad dan terorisme yang disponsori negara. Sebagian besar Muslim Kashmir menganggap pemberontakan itu sebagai perjuangan kemerdekaan yang sah dan mendukung tujuan pemberontak agar daerah itu dapat dipersatukan, apakah di bawah pemerintah Pakistan atau sebagai negara merdeka.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya