Liputan6.com, New York City - Bahan kimia yang digunakan dalam make up berwadah plastik dapat menyebabkan sekitar 100.000 kematian pada orang dewasa Amerika setiap tahunnya, menurut studi dari Universitas New York pada Selasa.
Paparan Ftalat, bahan kimia yang dapat ditemukan di ratusan produk seperti mainan, pakaian, dan shampo, yang telah dikenal sebagai penganggu hormon itu dapat memengaruhi sistem endokrin seseorang.
Hormon endokrin membantu mengendalikan suasana hati, pertumbuhan dan perkembangan, cara kerja organ, metabolisme dan reproduksi. Sistem endorkin mengatur berapa banyak setiap hormon yang dilepaskan, seperti dikutip dari India Times, Kamis (14/10/2021).
Advertisement
Baca Juga
Lalu, racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui barang-barang tersebut dan dapat menyebabkan penyakit seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung, kata penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Pollution.
Penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Grossman Universitas New York dengan melibatkan 5000 orang dewasa berusia 55-64 tahun, menunjukkan bahwa mereka yang terpapar ftalat tinggi dalam urin mereka mungkin meninggal karena penyakit jantung.
Namun, paparan yang lebih tinggi tampaknya tidak meningkatkan risiko kematian akibat kanker.
“Temuan kami mengungkapkan bahwa peningkatan paparan ftalat terkait dengan kematian dini, terutama karena penyakit jantung,” kata penulis utama studi, Leonardo Transande.
“Sampai sekrang, kami telat memahami bahwa bahan kimia ke penyakit jantung, dan penyakit jantung pada gilirannya adalah penyebab utama kematian, tetapi kami belum mengikat bahan kimia itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan
Tidak Ada Kaitan Bahan Kimia dan Kematian
Leonardo memperingatkan, bagaimanapun, bahwa penelitian ini tidak menetapkan hubungan sebab dan akibat langsung antara paparan ftalat dan kematian, sebagian karena mekanisme biologis spesifik dari hubungan itu tidak jelas.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa dampak bahan kimia ini pada masyarakat jauh lebih besar daripada yang kami duga sebelumnya," kata Leonardo.
Dia juga menambahkan bahwa tidak dapat disangkal jelas bahwa membatasi paparan ftalat beracun dapat membantu melindungi kesejahteraan fisik dan finansial orang Amerika.
Penelitian lain telah menghubungkan ftalat dengan lebih dari 10.000 kematian per tahun terkait dengan penurunan kadar testosteron pada pria dewasa.
Studi tersebut menambahkan bahwa kerugian ekonomi akibat ftalat adalah antara $40 miliar dan $47 miliar atau Rp 564,7 miliar dan Rp 663,5 miliar, di mana lebih dari empat kali lipat dari perkiraan sebelumnya.
Reporter: Cindy Damara
Advertisement