Badan Sains Australia Berhasil Uji Jejak SARS-CoV-2 Lewat Limbah Buangan Manusia

Temuan CSIRO membuktikan bahwa virus corona dapat dideteksi dalam air limbah sebelum seseorang menunjukkan gejala.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 18 Okt 2021, 15:32 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2021, 15:32 WIB
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Liputan6.com, Sydney - Sebuah tim dari badan sains nasional Australia berhasil menguji air limbah dari penerbangan jarak jauh untuk mencari jejak virus penyebab COVID-19.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Senin (18/10) Organisasi Penelitian Ilmiah dan Industri Persemakmuran (CSIRO) mengatakan, pihaknya mendeteksi elemen jejak SARS-CoV-2 dalam sampel air limbah.

Sampel diambil lewat 24 dari 37 penerbangan yang membawa warga Australia yang kembali dari hotspot COVID-19.

Untuk terbang ke Australia dari luar negeri, penumpang harus dites negatif COVID-19 dalam kurun waktu 72 jam setelah keberangkatan.

Temuan CSIRO membuktikan bahwa virus corona dapat dideteksi dalam air limbah sebelum seseorang menunjukkan gejala.

Warish Ahmed, penulis utama studi tersebut, mengatakan bahwa pengujian air limbah bisa menjadi metode yang berharga untuk menyaring penumpang terkait COVID-19 saat Australia dibuka kembali setelah 18 bulan.

"Ini memberikan lapisan data tambahan jika ada kemungkinan keterlambatan dalam deteksi virus pada sampel hidung dan tenggorokan jika penumpang belum menunjukkan gejala," katanya dalam rilis media.

"Pengawasan cepat air limbah di tempat di titik masuk mungkin efektif untuk mendeteksi dan memantau agen infeksi lain yang beredar secara global dan memberikan peringatan akan pandemi di masa depan."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kasus COVID-19 di Australia

Sydney di Tengah Kemunculan Klaster Baru Kasus Covid-19
Orang-orang mengunjungi Opera House di Sydney pada Rabu (30/12/2020). Pihak berwenang berupaya menekan klaster kasus virus corona Covid-19 yang terus bertambah di kota terpadat di Australia tersebut. (Saeed KHAN / AFP)

Menurut CSIRO, orang yang terinfeksi dapat menularkan virus melalui kotoran mereka dua hingga lima hari sebelum mengembangkan gejala.

Namun, itu juga dapat dideteksi pada orang yang sebelumnya terinfeksi tetapi tidak lagi menularkan.

Hingga Senin (18/10) pagi, Australia melaporkan 2.185 infeksi COVID-19 baru yang didapat secara lokal dan 12 kematian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya