Liputan6.com, Mexico City - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada Senin (8/11) menyerukan agar sekolah dibuka kembali sepenuhnya, mengingat penurunan kasus COVID-19 di negara Amerika Latin itu.
Kembalinya siswa secara bertahap ke ruang kelas dimulai pada September 2021, demikian dikutip dari laman Xinhua, Selasa (9/11/2021).
Advertisement
Dari data yang ditunjukkan oleh Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, tidak ada peningkatan kasus COVID-19, katanya selama konferensi pers.
"Seharusnya tidak ada lagi sekolah yang ditutup," kata Lopez Obrador kepada wartawan di Istana Nasional di Mexico City, seraya menambahkan "sekolah adalah rumah kedua."
Sekolah-sekolah Meksiko mulai dibuka kembali pada September, meskipun dibuka dengan model hibrida dari kelas tatap muka dan online.
Kelas tatap muka awalnya ditangguhkan pada akhir Februari 2020, setelah merebaknya wabah COVID-19 di Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Vaksin Buatan Meksiko
Meksiko bertujuan untuk mengembangkan vaksin melawan COVID-19 yang dapat diberikan persetujuan untuk penggunaan darurat tahun ini, kata seorang pejabat senior.
Ini bisa menjadi jawaban untuk pasokan asing yang tidak dapat diandalkan untuk program vaksinasi yang lambat.
Mengutip Channel News Asia, Kepala Dewan Nasional Sains dan Teknologi (Conacyt), Maria Elena Alvarez-Buylla, mengatakan dalam konferensi pers bahwa vaksin yang sedang dikembangkan dapat diberikan persetujuan pada November atau Desember 2021.
Uji klinis dengan sukarelawan dapat dimulai bulan ini, menurut Avimex, perusahaan farmasi hewan yang memimpin pengembangan vaksin di Meksiko.
Jika jalurnya berhasil, vaksin "Patria" dapat membantu Meksiko dan negara berkembang lainnya yang telah berjuang untuk mengamankan pasokan tembakan buatan luar negeri yang diambil oleh negara-negara kaya.
Meksiko sejauh ini telah memperoleh 16,9 juta dosis vaksin untuk 126 juta populasinya, semuanya dari perusahaan asing termasuk Pfizer-BioNTech, Sinovac, AstraZeneca, CanSino dan Sputnik V, menurut data pemerintah.
Biaya untuk memperoleh vaksin Avimex akan 800 persen lebih rendah daripada vaksin asing yang diimpor, kata pemerintah.
Advertisement