AS Rilis Larangan Perjalanan Warganya ke Jerman dan Denmark

Karena kasus COVID-19 yang meningkat di benua Eropa, AS merilis larangan perjalanan untuk Jerman dan Denmark.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 23 Nov 2021, 14:31 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2021, 14:31 WIB
AS Cabut Pembatasan Perjalanan, Bandara di Prancis Mulai Dipadati Pelancong
Pelancong untuk Amerika Serikat tiba di meja Air France di bandara Charles de Gaulle, utara Paris, Senin (8/11/2021). Anggota keluarga akan terhubung kembali dengan orang yang dicintai setelah lebih dari satu setengah tahun terpisah karena pandemi. (Foto AP/Christophe Ena)

Liputan6.com, Washington D.C - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dan Departemen Luar Negeri pada Senin (22/11) menyarankan warganya agar tidak bepergian ke Jerman dan Denmark karena meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di negara-negara tersebut.

CDC meningkatkan rekomendasi perjalanannya ke "Tingkat Empat: Sangat Tinggi" untuk kedua negara Eropa tersebut. 

Dilansir dari laman Channel News Asia, Selasa (23/11/2021), CDC AS juga memberi tahu orang Amerika bahwa mereka harus menghindari perjalanan ke sana, sementara Departemen Luar Negeri mengeluarkan nasihat paralel "Jangan Bepergian" untuk kedua negara.

CDC saat ini mencantumkan sekitar 75 tujuan di seluruh dunia di Level Empat, dengan banyak negara Eropa dalam daftar termasuk Austria, Inggris, Belgia, Yunani, Norwegia, Swiss, Rumania, Irlandia, dan Republik Ceko.

Tingkat Empat negara di Asia termasuk Singapura dan Malaysia.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada para pemimpin partai konservatifnya bahwa langkah-langkah yang diambil untuk menghentikan penyebaran virus corona di ekonomi terbesar Eropa tidak cukup dan bahwa tindakan yang lebih kuat perlu diambil.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Lonjakan Kasus COVID-19 di Eropa

Brussel Wajibkan Pemakaian Masker di Tempat Umum
Orang-orang memakai masker saat berjalan di Brussel, Belgia, Rabu (12/8/2020). Penggunaan masker menjadi wajib di tempat umum di Brussel karena kasus Covid-19 naik ke tingkat kewaspadaan yang menempatkan kota itu di antara yang paling parah terkena dampak corona di Eropa. (François WALSCHAERTS/AFP)

Awal bulan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, negara-negara Eropa harus bekerja lebih keras untuk mencegah penyebaran virus corona lebih lanjut ketika kematian dan kasus baru melonjak.

WHO memperingatkan bahwa tingkat penularan saat ini di 53 negara Eropa menjadi "keprihatinan besar" dan kasus-kasus baru mendekati tingkat rekor, diperburuk oleh varian virus Delta yang lebih menular.

"Kita harus mengubah taktik kita, dari bereaksi terhadap lonjakan COVID-19, menjadi mencegahnya terjadi sejak awal," katanya.

Jerman telah memutuskan untuk membatasi sebagian besar kehidupan publik di area di mana rumah sakit dipenuhi pasien COVID-19.

Austria pada hari Senin memberlakukan penguncian penuh COVID-19 setelah mengumumkan beberapa pembatasan baru minggu lalu. Penjabat Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn memperingatkan pada hari Jumat bahwa Jerman dapat mengikuti langkah tersebut.

CDC secara terpisah menurunkan imbauan perjalanan COVID-19 dari Level Empat ke "Level Tiga: Rendah" untuk Israel, Aruba, Kepulauan Virgin AS, Curacao, dan Guadeloupe.


Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19:

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya