Liputan6.com, Jakarta - Puluhan negara memberlakukan larangan perjalanan total (blanket travel ban) setelah muncul varian Omicron COVID-19. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan, restriksi semacam itu tidak akan mencegah penyebaran internasional varian Omicron.
Walaupun Omicron telah dilabeli sebagai "variant of concern" oleh WHO, seperti dilansir Xinhua, Rabu (1/12/2021). WHO menyatakan, larangan perjalanan total hanya akan menimbulkan beban berat pada kehidupan maupun penghidupan warga, serta "tidak mendorong negara-negara untuk melaporkan dan membagikan data epidemiologi dan pengurutan (sequencing)."
Varian Omicron pertama kali dilaporkan kepada WHO oleh Afrika Selatan pada pekan terakhir Oktober 2021. Sejauh ini, beberapa negara dan kawasan telah mengonfirmasikan kasus infeksi varian tersebut.
Advertisement
Puluhan negara telah memperketat kebijakan perjalanan, dan bahkan menangguhkan penerbangan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
WHO Berterima Kasih
Dalam sebuah sesi rapat negara-negara anggota tentang varian Omicron, Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berterima kasih kepada Botswana dan Afrika Selatan yang telah mendeteksi dan melaporkan varian ini dengan begitu cepat. Kenyataan bahwa negara-negara tersebut seakan dihukum oleh negara-negara lain karena telah melakukan hal yang benar sungguh sangat mengkhawatirkan, lanjut Ghebreyesus.
Dia menyebut "kebijakan total dan tiba-tiba" yang diberlakukan oleh beberapa negara anggota "tidak didasarkan pada bukti serta tidak efektif bagi mereka sendiri." Dirjen WHO itu mendesak negara-negara agar mengambil "kebijakan pengurangan risiko yang proporsional dan rasional sesuai Peraturan Kesehatan Internasional."
Selain itu, WHO menyarankan agar "orang-orang yang sedang tidak sehat atau berisiko mengalami penyakit COVID-19 parah dan meninggal dunia, termasuk orang-orang berusia 60 tahun ke atas atau para penyandang komorbid seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes," menunda rencana perjalanan mereka.Â
Advertisement