Liputan6.com, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi mendeteksi kasus pertama varian Omicron. Kasus COVID-19 itu berasal dari luar negeri.
Berdasarkan laporan Arab News, Kamis (2/12/2021), pasien laki-laki itu datang ke Arab Saudi dari negara di Afrika utara. Ia kini diisolasi bersama para kontak dekatnya.
Advertisement
Baca Juga
Otoritas kesehatan Arab Saudi berkata telah memulai investigasi epidemiologis terkait varian ini. Masyarakat juga diminta segera divaksinasi dan menerima vaksin booster.
Uni Emirat Arab juga telah mencatat pasien pertama varian Omicron. Pasien adalah seorang wanita yang datang dari negara Afrika.
Wanita itu tidak menunjukkan gejala apa-apa. Ia dan para kontak dekatnya juga telah diisolasi.
Berdasarkan data resmi pemerintah, UEA mencatat 2.937 kasus aktif, sementara Arab Saudi memiliki 2.010 kasus aktif.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Varian Delta Masih Paling Dominan
Juru Bicara Penanganan COVID-19 RI, dr Reisa Broto Asmoro bahwa semua virus pada dasarnya bermutasi. Tidak terkecuali SARS-CoV-2 sebagai bagian dari keluarga Virus Corona.
Bahkan, kata Reisa, virus Corona terus bermutasi sejak pertama kali teridentifikasi di Wuhan, China, dua tahun yang lalu atau tepatnya Desember 2019.
"Mutasi ada perubahan genetik virus, dan virus yang sudah berubah dari aslinya atau yang disebut bermutasi itu tadi yang kita kenal dengan sebutan varian," kata Reisa saat konferensi pers di kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu sore, 1 Desember 2021.
"Dalam konteks ini, artinya varian Omicron, memiliki sifat yang berbeda dari yang sebelumnya ditemukan, yaitu Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan varian pendahuluanya," Reisa menambahkan.
Advertisement