Cegah Deforestasi, Pemerintah Taliban Bentuk Pasukan Hijau

Pasukan Hijau ini berfungsi mencegah deforestasi dan penyelundupan kayu di Afghanistan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Des 2021, 19:10 WIB
Diterbitkan 07 Des 2021, 19:10 WIB
FOTO: Taliban Duduki Istana Kepresidenan Afghanistan
Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Taliban menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan dengan puluhan anggota bersenjatanya. (AP Photo/Zabi Karimi)

Liputan6.com, Kabul - Pemerintahan Taliban membentuk green unit force atau 'pasukan unit hijau' untuk mencegah deforestasi di Afghanistan. Salah satu fokus utamanya adalah pohon kacang pistachio.

Berdasarkan laporan Tolo News, Selasa (7/12/2021), unit dibentuk oleh Kementerian Pertanian, Irigasi, dan Peternakan. Proposal unit itu telah direstui kabinet Taliban dan formasinya sedang dibentuk.

"Kami memiliki rencana untuk memasukan unit hijau, asosiasi masyarakat, dan menambah jumlah pegawai. Kami akan menyetop tidak hanya penebangan pohon-pohon pistachio, tetapi juga semua hutan yang kita miliki di negara kita," ujar Shamsuddin Shariati, deputi direktur dari SDA dan irigasi di Kementerian Pertanian, Irigasi, dan Peternakan.

Kementerian Dalam Negeri di Afghanistan berkata bahwa unit tersebut juga akan mencegah penyelundupan kayu ke luar negeri.

Berdasarkan statistis Kementerian Pertanian, panen pistachio sedang naik tahun ini dan ribuan ton telah diekspor ke luar negeri.

Provinsi-provinsi yang paling banyak menghasilkan pistachio adalah Herat, Badghis, Faryab, Balkh, Samangan, Jawzjan, Sar-e-Pul, Kunduz, Baghlan, Takhar dan Badakhshan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indonesia Pertimbangkan Revitalisasi KBRI Kabul

Potret Pasukan Khusus Taliban
Pasukan khusus Taliban tiba di dalam Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021). Taliban menguasai penuh bandara internasional Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS meninggalkannya landasan pacu. (AP Photo/Khwaja Tawfiq Sediqi)

Sementara itu, pemerintah Indonesia berencana melakukan reaktivitas KBRI Kabul setelah sebelumnya dipindahkan ke Islamabad, Pakistan usai pemerintah Afghanistan berhasil digulingkan oleh Taliban.

"Tujuannya kita ingin melakukan construtive engagement, tapi sekali lagi itu bukan berarti kita akan mengakui Taliban, tidak," ujar Abdul Kadir Jailani usai melakukan pertemuan dengan awak media di Jakarta, Senin (6/12/2021). 

"Saat ini masih banyak negara yang mempertahankan kedutaannya di sana untuk beberapa alasan."

Abdul Kadir Jailani menyebut pemerintah Indonesia ingin melakukan constructive engagement dengan new government.

"Kita belum mengakui. Kami sambil melihat beberapa petinggi Afghanistan telah menyampaikan beberapa komitmen. Pertama, pemerintahan eksklusif, terus menghargai hak perempuan dan anak termasuk terorisme."

"Tapi kita ketahui sepertinya hal ini masih belum, we need more."

Pada kesempatan tersebut, Abdul Kadir Jailani mengharapkan perbaikan dan meminta Afghanistan selalu fokus pada isu wanita.

"Itu yang akan menjadi fokus utama ibu Menlu. Kita ajak berbagai negara untuk terlibat dalam peranan wanita dan ulama."

Infografis Varian Baru Omicron Hantui Dunia

Infografis Varian Baru Omicron Hantui Dunia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Varian Baru Omicron Hantui Dunia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya