Liputan6.com, Nursultan - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mempertanyakan keputusan Kazakhstan untuk mencari bantuan militer Rusia untuk menangani gelombang kerusuhan kekerasan yang sedang berlangsung.
Dilansir dari laman BBC, Sabtu (8/1/2022), puluhan orang tewas dalam protes yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, tetapi Blinken mengatakan AS percaya bahwa pemerintah Kazakhstan dapat menangani protes itu sendiri.
Baca Juga
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa tidak jelas mengapa kekerasan itu terjadi.Yang pertama dari sekitar 2.500 tentara pimpinan Rusia telah tiba di Kazakhstan.
Advertisement
Para pejabat di Moskow telah menekankan bahwa pengerahan pasukannya di bawah Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi militer Eurasia dari lima bekas republik Soviet dan Rusia, bersifat sementara.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pertanyakan Kehadiran Rusia
Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengajukan permintaan bantuan setelah pengunjuk rasa menyerbu kantor walikota di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, dan menyerbu bandara kota.
Tetapi ketika berbicara kepada wartawan pada briefing Departemen Luar Negeri, Blinken memperingatkan bahwa "satu pelajaran dari sejarah baru-baru ini adalah bahwa begitu orang Rusia berada di rumah Anda, terkadang sangat sulit untuk membuat mereka pergi".
"Tampaknya bagi saya bahwa otoritas dan pemerintah Kazakhstan pasti memiliki kapasitas untuk menangani protes dengan tepat untuk melakukannya dengan cara yang menghormati hak-hak pengunjuk rasa sambil menjaga hukum dan ketertiban," kata Blinken.
"Jadi tidak jelas mengapa mereka merasa perlu bantuan dari luar. Jadi kami mencoba mempelajari lebih lanjut tentang itu."
Beberapa unit penerjun payung Rusia telah tiba di negara itu, dan pada hari Jumat membantu pasukan Kazakhstan dalam merebut kembali bandara dari pengunjuk rasa. Sementara itu, pasukan Kazakhstan telah mengambil tindakan tegas untuk mendapatkan kembali kendali di Almaty.
Pada hari Kamis, media lokal menerbitkan video yang menunjukkan pasukan pemerintah menembaki pengunjuk rasa.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan 26 "penjahat bersenjata" dan 18 petugas keamanan telah tewas sejauh ini dalam bentrokan dan Presiden Tokayev menyalahkan apa yang disebutnya "teroris" asing atas kerusuhan tersebut.
Advertisement